Di tengah malam yang sunyi, saat hanya terdengar suara kabut dan tetesan embun.
Aku menatap alam yang tertidur, dengan kontemplasi yang mendalam aku menemukan kenyataan dari sesuatu yang begitu luas dan tidak terbatas.
Sesuatu yang tidak bisa dihapuskan oleh air mata waktu,
Inilah sesuatu yang mampu menyatukan kekuatan kesabaran dengan harapan,
Hadirnya begitu mempesona jiwaku yang haus,
“Hadirnya seperti mentari yang menghangatkan raga di musim dingin, seperti bunga yang mekar pada musim semi, menghembuskan angin sepoi pada musim panas, dan seperti buah yang masak saat musim gugur”.
Dan saat aku tersadar dari kontemplasiku,
Saat itu aku mengerti bahwa Aku Telah Menemukan Cinta.
Tetesan air matamu begitu menggores tajam dan menyebabkan luka,
Luka di dalam hati, yang tak dapat dihibur dengan kidung dari lagu-lagu romantis.
Wahai jiwaku yang lemah,
Sampai kapan kau akan menangis?
Aku tidak mempunyai apapun untuk mencoba mengerti tangisanmu,
Aku hanya mempunyai kata-kata dari sahabatku untuk memaknai arti dari tangisanmu, keinginanmu, dan pesan-pesanmu.
Ketahuilah wahai jiwaku, “Orang yang bahagia tidak selalu memiliki hal yang terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir di dalam hidupnya”.
Sabtu pagi 23 Oktober 2010 kami berkumpul di sekolah. Hari ini kami akan melakukan lomba renang antar SD tingkat Nasional. Tidak seperti hari yang biasa, hari ini cuaca sangat cerah. Sebelum pergi kami melakukan briefing dan berdoa yang dipimpin oleh kepala sekolah.
Perjalanan yang cukup cepat (karena hari libur jadi jalan tidak macet), akhirnya kami sampai di lokasi lomba (sekolah Tiara bangsa, ACS International School). Setelah menunggu untuk registrasi ulang pendaftaran akhirnya kami masuk ke area kolam renang. Wajah-wajah tegang jelas terlihat pada raut wajah teman-teman kecil ku.
Sekolah kami turun dalam beberapa nomor lomba : gaya bebas 25 m putra, gaya bebas 25 m putri, gaya dada 25 m putra, gaya dada 25 m putri, gaya bebas 50 m putri, dan gaya dada 50 m putri.
Tidak menunggu lama akhirnya waktu yang dinantikan pun tiba. Pritt.. Prittt.. Pritt.. lomba dimulai.
Alhamdulillah dari delapan anak yang turun dalam lomba kali ini, ada satu anak yang berhasil lolos ke final dalam nomor gaya dada 25 m putri.
‘Teman-teman kecil ku, hasil akhir bukan segalanya’
‘Namun proses yang aku inginkan’
‘kemenangan bukanlah tujuan akhir’
‘Namun semangat untuk menang, itu yang lebih utama’
Yang kau tanam dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa syukur (Kahlil Gibran, Sang Nabi).
Sahabat, masih ingatkah engkau saat kita melewati badai di puncak Mahameru,
Ketika aku sakit di hutan Burangrang, dan aku sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan.
Sahabat, engkaulah yang mencambukku hingga aku mampu untuk berjalan.
Masih ingatkah engkau saat kita berdua duduk di pinggiran sungai di kedalaman hutan?
Saat kita bicara tentang masa depan,
Dan engkau berkata : ‘Jangan khawatir kawan, bahwasanya Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Tuhan sedang menyusun skenario terbaik untuk memilihkan teman terbaik untuk bersamamu menghadapi ombak di samudera kehidupan’.
Teman sejati selalu ada saat kita benar-benar memerlukan,
Yang mengerti saat kita berkata ‘aku lupa’
Yang tetap setia menunggu saat kita berkata ‘tinggalkan aku sendiri’
Sahabat, engkau tidak akan dapat mengerti bahwa bahasa jiwaku lebih dalam,
Yang tidak mungkin aku rangkum dalam sebuah tulisan prahara ini,
Dan saat aku menemui titik-titik embun pagi,
Saat aku kembali menemukan fajar hari dan gairah segar kehidupan,
Saat itu aku ingin kembali menemui engkau Sahabat.
1 tahun telah usai, ketika tidak ada hari-hari yang sama saat bersama mereka. Ketika canda, tawa, tangis menjadi bagian dalam perjalanan ini.
‘Aku mengajar untuk memberi suara kepada mereka yang tidak didengarkan
Aku mengajar untuk mencetuskan imajinasi
Aku mengajar untuk menggali pertanyaan yang menantang’
Teman-teman kecilku, jika saja kalian mengerti bahwa aku adalah seorang manusia yang peduli saat kalian hadir di kelas ini, Yang peduli saat kalian memaksimalkan potensi yang kalian miliki, Yang peduli saat kalian menunjukkan rasa hormat kepada diri sendiri dan orang lain.
Aku cukup mencintai anak-anak orang lain hingga mau melakukan sesuatu seperti yang akan aku lakukan untuk anakku sendiri (walaupun sebenarnya aku belum berkeluarga). Berjuang untuk mereka, mendidik mereka, melindungi mereka, dan bekerja untuk memberikan yang terbaik untuk mereka. Hal seperti itu membutuhkan keberanian secara fisik, keikhlasan secara psikis, dan juga emosional.
‘Orang dewasa akan mudah melupakan apa yang telah kita lakukan,
Melupakan apa yang telah kita katakan’
Tetapi teman-teman kecilku tidak akan pernah melupakan apa yang mereka rasakan dalam 1 tahun ini.
Hal yang terpenting yang diberikan oleh guru bukan hanya apa yang tertulis pada nilai ulangan atau rapor, melainkan apa yang telah tertulis pada hati anak didik mereka, (Judi Joerding).
Selamat tinggal Al-Faraby !
Aku akan sangat merindukan kalian teman-teman kecil ku !!
Namun, hubungan antara murid dan guru tidaklah berakhir saat mereka meninggalkan kita, karena ini adalah bentuk hubungan yang bertahan sangat lama, ( Celine Robertson).
Mungkin jika engkau mendengar, kemudian engkau mengetahui apa yang aku suarakan "mengapa anak-anakmu mati?"
Mungkin jika jiwamu disana saat mendengar,
Pernahkah hatimu memberi perhatian pada kemarahan dan ketakutan mereka
Jasadmu menemukan sesuatu untuk menyalahkan dan meletakan kesalahan
Tetapi musuh yang engkau cari mentertawakan semuanya
Saat anak-anakmu masuk kedalam usus besar bumi yang gelap, kemudian mencoba keluar terbang dengan setengah nyawa dan sayap yang patah menuju angkasa, lalu lelah
Maka lihatlah!
Keringat-keringat yang menetes dari dahi mereka mengukir kalimat ditanah kerontang
"Siapa yang mencintai aku"
Orang-orang dirumah kaca seharusnya tidak melempar lintingan ganja
Tetapi lihatlah, grafity ditembok jalan
Apakah memberikan mereka rumah?
Abaian telah menjadikan mimpi-mimpi mereka buruk
Begitu mengiba, mengambil nyawa
Demi kamu
Menangislah dimulut-mulut mereka
Air mata-air mata ternoda
Kedalam hati-hati yang kerontang
Di hening yang menganga menjadi resah, kemudian lembab yang tersekap gelap
"Ya الله, sembuhkanlah aku, karena Engkau adalah Dzat yang menyembuhkan. Dan selamatkanlah aku, karena Engkau adalah Dzat yang menyelamatkan".
"Ya الله, jika Engkau sakitkan aku untuk mencabut Ruh-ku dalam sakitku ini, maka jadikanlah Ruh-ku ini termasuk Ruh orang-orang yang memperoleh kebaikan dari-Mu, dan lindungilah aku, sebagaimana Engkau telah melindungi orang-orang yang telah memperoleh kebaikan dari-Mu".
Saat yang dinantikan akhirnya tiba!! Apa itu?? Ya. . . liburan sekolah! Setelah selesai membagi rapor di sekolah, sekarang saatnya menikmati liburan. 2 minggu. . . Liburan yang cukup lama dan juga akan sedikit membosankan jika tidak ada kegiatan yang berkesan. Tawaran untuk ikut arung jeram di sungai Cisadane dari teman-teman di kampus langsung aku setujui.
Sabtu pagi tanggal 02 Januari di tahun baru 2010, teman-teman berangkat dari kampus. Oh ya. . . kampus aku kampus yang banyak menghasilkan akitivis dan praktisi pendidikan! Kampus hijau Universitas Negeri Jakarta. Jika teman-teman banyak yang berangkat dari kampus, aku menyusul langsung ke lokasi bersama seorang teman.
He..He.. setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya aku sampai juga di lokasi. Oh ya. . . sungai Cisadane tujuan kami terletak di Bogor tepatnya di desa Bantar kambing. O o w. . . ternyata teman-teman sudah melewati satu trip pengarungan (salah aku juga sih. . . berangkatnya jam 10 pagi sedangkan teman-teman ku berangkat jam 8 pagi dari kampus).
Setelah sempat istirahat sejenak dengan meminum segelas kopi hangat (suasana yang tepat karena di lokasi kami diguyur hujan yang cukup deras). Belum sempat menghabiskan segelas kopi, aku dilemparkan sebuah pelampung.
Langsung pakai Ka Amin pelampungnya! Ucap Wahyu. (Seorang adventurer yang lebih senang bepergian ke alam dibandingkan duduk manis di bangku kuliah, sampai-sampai terlambat untuk lulus kuliah. . .hehehehe).
Tunggu sebentar, saya belum shalat dzuhur! Ucapku.
Setelah selesai shalat, aku langsung mengganti pakaian dan memakai perlengkapan pengarungan. O o w. . . hujan bertambah deras, debit air di Cisadane bertambah tinggi.
Ada tiga perahu yang kami bawa dari kampus ( 2 perahu merk Basemarine warna merah dan 1 perahu westpoint warna kuning hitam ). Setelah mengecek perlengkapan safety prosedur dan tentu saja berdoa terlebih dulu kami langsung mendayung karena sudah tidak sabar lagi untuk merasakan riam dan jeram-jeram liar dalam pengarungan ini.
Yang dijadikan patokan mendayung Aris. Ucap Rudy yang saat ini menjadi Skipper (pengendali perahu).
Oke. . .!!! ucap kami semangat.
Jadi Skippernya yang bagus dong Ka Rudi. . .! Ucap Novi. (hahaha. . . yang sebenarnya juga tidak terlalu pandai untuk menjadi Skipper).
Lihat sebentar lagi kita sampai di jeram Naga (sebutan yang diberikan oleh kami karena jeramnya yang begitu liar dan ganas). Yupz…!!! teriak kami kompak.
Novi, kamu tukar tempat dengan aku ya! ajak aku kepada Novi.
Iya Ka!! jawab Novi.
Akhirnya aku duduk di belakang sebelah kiri tepat disamping Skipper.
Hantaman awal jeram Naga berhasil kami lewati dengan berteriak puas. Namun hantaman berikutnya tidak berhasil kami lalui. Kepala perahu menabrak bongkahan batu yang menyebabkan perahu kami langsung miring ke kiri dan langsung terbalik ( Flip ). Sempat berada di bawah perahu yang terbalik dan meminum air sungai Cisadane, aku melawan untuk harus bisa keluar dari situasi ini. Yah. . . Alhamdulillah aku bisa keluar dari bawah perahu. Aku langsung memanggil teman-temanku untuk memastikan mereka tidak ada yang dibawah perahu. Alhamdulillah mereka semua sudah berada di luar perahu yang terbalik. Namun situasinya belum berakhir, aku kehilangan dayung dan helm yang menjadi tanggungjawabku.
Ka Amin, ini helmnya ucap Tiolas (satu-satunya wanita berjilbab yang bersama kami di perahu).
Ka Amin, ini dayung ngga tau milik siapa, tapi pegang saja dulu!! Ucap Aris (laki-laki yang sedikit gondrong, maklum anak Fakultas Teknik).
Semuanya menjauh dulu dari perahu!! teriak Rudy. ( Rudy berusaha untuk membalikkan perahu kembali ke posisi normal atau dalam istilahnya flop ).
Saat kami semua melepaskan tangan dari perahu, situasi benar-benar kritis, kami semua terbawa arus dan Rudy ternyata belum berhasil membalikkan perahu ke posisi normal kembali. Aku hanya bisa melihat ke depan dan aku melihat di depan ku ada Novi (kami berdua yang terbawa arus paling jauh). O o w. . . Novi sudah berhasil menggapai batu besar. Aku bagaimana. . . tenang. . . الله maha baik! Setelah tergulung jeram dan berjuang dalam situasi ini akhirnya aku berhasil meraih bongkahan batu besar. Alhamdulillah. . . ya Rabb. Aku melihat ke belakang, he he he. . . perahu karetnya sudah normal kembali dan teman-teman ku sedang merescue Novi. Selesai merescue Novi dilanjutkan untuk merescue diriku. Sempat mengalami kesulitan karena rescue rope selalu gagal dilempar dengan sempurna. Kurang dari 15 menit proses rescue berhasil, semua awak dan perlengkapan safety prosedur tidak ada yang terbawa arus. Namun kamera digital milik Tiolas basah terendam air di dalam dry bag.
Ka Kuceng sih ngga benar waktu menutup dry bag ! Ucap Tiolas kepada Kuceng ( panggilan akrab Ahmad Kurniawan, seorang alumnus Teknologi Pendidikan).
Sudah nanti di service di Jakarta. Jawab Kuceng.
Oke. . . kita sudah tertinggal jauh dari 2 perahu di depan, tidak ada lagi istirahat yah!! Ucap Rudy.
Dengan mendayung lambat (maklum kami semua sudah sangat lelah) akhirnya kami tiba di lokasi finish. Diiringi canda kami berjalan gontai menuju mobil yang membawa kami ke base camp.