Keajaiban itu ada

Pada suatu ketika, ada tiga orang sedang dalam perjalanan tiba-tiba mereka ditimpa hujan lebat karena itu mereka masuk ke dalam gua sebuah bukit. Tiba-tiba dari puncak bukit jatuh sebuah batu besar sehingga menutup rapat pintu gua itu dan membuat mereka terkurung di dalam gua tersebut (tidak dapat keluar). Maka berkata mereka sesamanya, “marilah kita berdoa dengan mengingat kebaikan yang telah kita lakukan karena mencari keridhaan Allah”. Semoga karena amal kebaikan kita الله akan membukakan pintu gua ini untuk kita.


Kemudian berdoalah orang pertama: ‘Ya الله, aku mempunyai dua orangtua yang keduanya sudah renta, seorang isteri dan beberapa orang anak yang masih kecil-kecil yang kesemuanya menjadi tanggunganku. Bila aku pulang dari mengembala, kuperas susu untuk mereka dan yang pertama kuberikan ialah ibu bapakku yang sudah renta setelah itu baru kuberikan kepada anakku. Pada suatu hari aku terlambat pulang ke rumah dari mencari kayu bakar, ketika sampai di rumah kulihat kedua orang tuaku sudah tertidur. Seperti hari-hari sebelumya kuperas susu lalu kubawa kepada kedua orang tuaku. Aku berdiri didekat kepala meraka tetapi aku tidak tega membangunkan meraka dari tidurnya yang lelap. Walaupun anak-anakku yang masih kecil itu menangis namun aku tidak memberikan susu itu kepada anak-anakku sebelum kedua orang tuaku meminumnya terlebih dahulu. Demikianlah aku dan isteriku senantiasa dalam keadaan demikian sampai terbit fajar (menunggu kedua orang tuaku terbangun). Wahai Rabb, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku berbuat demikian karena mencari ridha-Mu, maka tolonglah bukakanlah pintu gua ini supaya kami dapat melihat cahaya!’. Ternyata الله mendengar doa orang yang pertama dan membukakan pintu gua itu sedikit sehingga mereka bertiga dapat melihat cahaya.


Kemudian berdoalah orang kedua: ‘Ya الله, aku mempunyai seorang paman dan pamanku itu mempunyai seorang anak gadis yang cantik. Aku sangat mencintainya seperti cinta seorang laki-laki kepada wanita. Ketika aku hendak melamarnya untuk menjadi isteriku dia menolak pinanganku sebelum aku menyerahkan kepadanya seratus dinar sebagai mahar. Dengan usahaku akhirnya aku berhasil mengumpulkan seratus dinar sebagai mahar untuknya. Suatu hari aku berkunjung ke rumah pamanku dan kudapatkan anak gadisnya itu seorang diri. Ketika aku hendak menyetubuhinya, dia berkata kepadaku Wahai Abdullah, takutlah engkau kepada الله! janganlah engkau membuka cincin (kegadisan) ini dengan cara yang tidak halal. Mendengar kata-katanya itu aku langsung pergi meninggalkannya. Wahai Rabb, Engkau Maha mengetahui bahwa aku melakukan itu karena aku mencari ridha-Mu karena itu mohon bukakanlah pintu gua ini sehingga kami dapat melihat langit!’.
Dan ternyata doa orang kedua itu kembali didengar dan di’ijabah oleh الله sehingga pintu gua itu terbuka sedikit sehingga mereka bertiga dapat melihat langit.


Dan berdoalah orang ketiga: "Wahai الله, aku pernah mempekerjakan seseorang untuk membuat peti yang digunakan sebagai tempat padi. Ketika pekerjaannya sudah selesai dia meminta upah kepadaku lalu kuberikan kepadanya benih padi karena aku berpikir benih itu dapat bermanfaat untuknya. Namun ia menolak untuk menerimanya dan ia pergi meninggalkanku. Setelah ia pergi benih padi yang awalnya akan kuberikan akhirnya aku tanam. Setelah padi itu panen hasilnya aku belikan sapi dan aku gembalakan. Setelah beberapa tahun jumlah sapi yang aku gembalakan semakin banyak. Suatu hari seseorang yang pernah bekerja membuat peti itu datang kembali menemuiku. Kemudian ia berkata: Takutlah engkau kepada الله!! Janganlah engkau mengambil yang bukan hakmu!. Lalu aku menjawab Pergilah ke padang rumput tempat gembala sapi-sapi itu lalu ambil sapi-sapi itu semuanya. Lalu orang itu berkata kembali Takutlah kepada الله dan jangan memperolokkanku!. Jawabku kembali Aku tidak memperolokkanmu! Ambillah sapi-sapi itu semuanya dan gembalakanlah untukmu!. Lalu diambilnya sapi-sapi itu semuanya kemudian ia berlalu pergi. Wahai الله, tentu Engkau tahu bahwa aku berbuat demikian karena aku mencari ridha-Mu! Karena itu bukakanlah pintu gua ini seluruhnya sehingga kami dapat kembali berbuat kebaikan untuk mencari ridha-Mu.
Dan doa orang ketiga itu juga didengar dan kembali di’ijabah oleh الله sehingga pintu gua itu terbuka dan mereka bertiga dapat keluar.


Doa, hanya itu solusi ketika kita merasakan kesulitan dalam menjalani hidup. Berdoalah kepada-NYA dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat demi mencari keridhaan-NYA. Ingatlah kembali kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan saat kita sujud kepada-NYA, Saat diri kita merasa begitu rendah dihadapan-NYA. Jangan pernah menyebutkan kebaikan yang telah kita lakukan kepada manusia karena itu semua dapat menyebabkan kita terperosok dan mengharapkan pamrih dari manusia tetapi sebutkanlah kebaikan-kebaikan kita hanya kepada الله 'Karena keajaiban itu ada'.


Dikutip dari kitab Shahih Muslim dari hadits riwayat Abdullah bin 'Umar.

Siapakah Pecinta Alam Sebenarnya?


Alam dengan segala tantangannya, segala keindahannya, segala pesonanya, memberikan media bagi jiwa manusia untuk dekat dengan “Sang kebenaran mutlak”, hanya karena alam mempunyai aura tersendiri yang memancarkan kodrat illahi. Pesona yang terdapat di alam itu membuat sebahagian orang untuk mencoba lebih dekat dengan alam. Seperti yang di tulis oleh Kahlil Gibran dalam prahara “Aku mencari kesunyian karena di dalam kesunyian terdapat kehidupan jiwa dan pikiran, hati dan raga. Aku mencari hutan belantara karena disana aku menemukan cahaya matahari, harum kembang, gemercik sungai. Aku mencari pegunungan karena disana aku temukan kebangkitan musim semi, kerinduan musim panas, nyanyian musim gugur dan kekuatan musim dingin. Aku datang ke biara sunyi ini karena aku ingin mengetahui rahasia alam semesta dan mendekati singgasana Tuhan” (Kahlil Gibran, Bagi Sahabatku Yang Tertindas).

Pecinta alam jika diartikan, berasal dari kata cinta dan alam.  Cinta mengandung arti menyukai, menyayangi, dan mengagumi. Alam mengandung arti segala yang ada di sekitar, baik berupa benda mati ataupun benda hidup. Sehingga dari kata cinta menjadi pecinta yang menunjuk kepada subyek yaitu orang. Sampai saat ini belum ditemukan definisi yang jelas tentang pecinta alam. Sebab kata pecinta alam itu mengandung pengertian yang sangat luas. Hal ini selalu menjadi perdebatan yang hangat dalam setiap pertemuan tahunan secara nasional dalam Temu Wicara dan Kenal Medan ( TWKM) Mahasiswa Pecinta Alam Se-Indonesia atau pada  Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia. Sehingga forum tersebut juga tidak bisa merumuskan pengertian dari istilah Pecinta Alam, sehingga definisi pecinta alam akhirnya dikembalikan kepada organisasi/kelompok masing-masing dalam menginterpretasikan istilah tersebut.
Meskipun sampai sekarang belum ada yang bisa merumuskan istilah Pecinta Alam, namun jika dilihat dari kegiatannya dapat dibedakan dalam dua kelompok yakni : 
Kelompok pertama adalah mereka yang hanya menggeluti kegiatan alam bebas dengan misi untuk menyalurkan hobi dan minat berpetualang di alam bebas. Kegiatannya meliputi pendakian gunung, pemanjatan tebing, mengarungi jeram di sungai, mengeksplorasi keindahan bawah laut, menyusuri kedalaman dan kegelapan gua, dll.
Kedua, kelompok yang selain melakukan kegiatan petualangan, juga melakukan kegiatan yang berorientasi pada penyelamatan lingkungan hidup, sehingga pada perkembangannya kegiatan kepencintaalaman menjadi semakin luas. Selain berpetualang mereka juga melakukan konservasi alam, pengamatan sosial-ekonomi-budaya masyarakat, hingga operasi SAR. Kelompok inilah yang paling banyak dilakukan oleh organisasi/kelompok mahasiswa pecinta alam. Banyak sudah korban dalam kegiatan menantang maut  namun penuh cinta kasih ini, demikian juga dharma bakti mereka pada tanah tercinta ini dalam hal konservasi alam (meski tidak tercatat dalam buku sejarah).




Namun apakah istilah pecinta alam itu hanya untuk mereka yang melakukan aktifitas berpetualang?
Apakah pecinta alam itu hanya untuk mereka yang telah mengikuti program pendidikan dan latihan dasar dalam sebuah organisasi?
Seorang ibu yang menyiram bunga di pagi dan sore hari, seorang yang menyapu jalan, seorang yang mendaur-ulang barang plastik, seorang yang menanam mangrove di pinggir pantai, bisakah mereka disebut pecinta alam?

Bersatunya manusia dengan alam ini adalah sebuah simbiosis yang membuat manusia menemukan kebenaran sejati. Gua Hiro di bukit cahaya (Jabal Nur) merupakan saksi sejarah dimana seorang manusia diangkat menjadi manusia sempurna sementara masyarakat pada masa itu berada pada titik balik kodrat kemanusiaannya.



Siapapun anda, cobalah untuk lebih dekat dengan Alam karena pada hakikatnya dapat menjadikan jiwa untuk lebih dekat kepada  Sang Pencipta “Sang Pemilik kebenaran mutlak”.











Make a yummy pizza

Pagi yang cerah, hari ini schedule kelas dua field trip ke Paparons Pizza. Kelas dua  Al-Faraby (kelas tempat dimana aku mendidik dan mengajar di sekolah ini) ada satu anak yang tidak masuk dan tidak ada keterangan dari orangtuanya. 
Tepat jam 7 morning meeting dimulai, murid-murid Al-Faraby sudah tidak sabar menanti untuk segera pergi ke paparons pizza karena kegiatan field trip kali ini yaitu membuat pizza.


Oke....hanya anak shaleh yang diajak pergi ke paparons pizza, ucap bunda Ria (partner aku di kelas dua). Sebuah shock therapy yang bertujuan agar murid khusyu dalam berdoa dan mencoba mengingatkan mereka akan peraturan kelas.

Shock therapy  agar mereka lebih tertib dalam belajar, padahal itu tidak selamanya baik dilakukan karena secara tidak langsung kita mengajarkan anak terpaksa dalam mematuhi peraturan kelas (bukan karena kesadaran hatinya).


Good morning students....sapaku kepada anak-anak.
Hari ini kita akan belajar dimana ya?? tanyaku.
Kita akan pergi ke paparons pak Amin!! teriak anak-anak kepadaku.
Baik...kita akan belajar bagaimana cara membuat pizza di paparons, tapi ingat....kita harus membuat aturan dalam kegiatan di paparons. Bagaimana??...teman-teman setuju? tanyaku kepada anak-anak.
Setuju pak Amin!!! teriakan kompak dari murid-murid yang membuat telingaku sedikit sakit.
Baik....silahkan teman-teman yang membuat peratuarannya, ucapku.
  1. Tetap bersama kelompok, ucap Jade (salah satu murid yang aktif di kelas).
  2. Tidak bercanda, sopan, dan selalu menggunakan name tag, ucap Bakhita (murid laki-laki yang mempunyai badan cukup besar).
Tapi masih ada yang kurang, ucap bunda Ria.
Apa itu, tanya anak-anak.
Harus patuh kepada pembimbing di paparons nanti.
Baik...kami setuju...teriak semangat anak-anak.


Kira-kira jam 09.30 kami tiba di paparons pizza, kedatangan kami segera disambut hangat oleh pengelola.
Assalamu'alaikum semuanya......ucap salah seorang pembimbing (wanita yang berwajah elok) kepada anak-anak.
Wa'alaikumsalam.....kaka, jawab anak-anak yang sekali lagi dengan berteriak.
Sudah siap belajar membuat pizza? siap untuk mematuhi peraturan? tanya pembimbing yang sama.
Siap....Ka, jawab anak-anak.


Baik, tapi tidak semua teman-teman bisa langsung membuat pizza. Kaka akan memilih 10-12 orang untuk bisa langsung membuat pizza. Untuk teman-teman yang menunggu bisa mewarnai gambar yah....ucap pembimbing. 
Ya...untuk anak-anak, mereka harus bersabar untuk penantian membuat pizza. Tidak mungkin semua anak bisa langsung masuk ke dalam dapur paparons, karena kapasitas dapur dengan jumlah anak tidak sebanding. Karena selain kelas 2 Al-Faraby ada juga kelas 2 Al-Idrisy yang melakukan kegiatan yang sama. 




Di dalam dapur paparons, murid-murid begitu senang. Mereka sangat menikmati pembelajaran membuat pizza pada hari ini. Sebelum membuat pizza terlebih dahulu anak-anak dikenalkan dengan nama alat yang digunakan untuk proses pembuatan pizza.
Aduh....kenapa sih nama alat-alatnya susah banget, ucap salah seorang murid. 




Akhirnya...semua murid membuat pizza masing-masing, banyak hal yang bisa diambil dalam pembelajaran hari ini, karena pada hakikatnya pembelajaran tidak selalu dilakukan di dalam kelas. Kegiatan belajar melalui field trip ini sangat cocok dengan ungkapan;
kami dengar....kami lupa,
kami lihat....kami ingat,
kami melakukan...kami paham.


 
Belajarlah dimana saja, kapan saja, tidak terbatas ruang.
Menjadi pembelajar sejati....belajar sepanjang hayat!!

Saat-Saat Indah


Terkadang ada saat-saat dalam hidup, ketika engkau merindukan seseorang begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat!

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka; tetapi, sering kali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu yang lain, yang telah terbuka bagi kita.

Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu. Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.
Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum, sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang. Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum!

Angankan apa yang engkau ingin angankan; pergilah kemana engkau ingin pergi; jadilah seperti yang engkau kehendaki, sebab hidup di dunia hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan. Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum, cukup cobaan dari Rabb untuk membuatmu kuat, cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi, dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.

Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu; mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka. Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.

Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum. Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.

Kirimkan pesan ini kepada mereka yang berarti bagimu (aku baru saja melakukannya); kepada mereka yang menyentuh hidupmu dengan suatu atau lain cara; kepada mereka yang membuatmu tersenyum ketika engkau sungguh membutuhkannya; kepada mereka yang membuatmu melihat sisi baik dari segala hal ketika engkau jatuh; kepada mereka yang persahabatannya engkau hargai; kepada mereka yang begitu berarti dalam hidupmu.

Jika engkau tidak mengirimkannya, janganlah khawatir, tak ada hal buruk yang akan menimpamu; hanya saja engkau kehilangan satu kesempatan untuk menyemarakkan hari seseorang dengan pesan ini!
Janganlah menghitung tahun-tahun yang lewat, hitunglah saat-saat yang indah.
Dan hidup tidak diukur dengan banyaknya napas yang kita hirup; Melainkan dengan saat-saat dimana kita dapat menarik napas bahagia.

Doa seorang hamba

Ya الله
Seandainya telah Engkau catatkan.....
dia akan menjadi teman menapaki hidup,
Satukanlah hatinya dengan hatiku,
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami, Agar kemesraan itu abadi
Dan ya الله... Rabb yang Maha Mengasihi,
Seiringkanlah kami dalam melayari hidup ini.... ke tepian yang sejahtera nan abadi.


Tetapi ya الله...
Seandainya telah Engkau takdirkan.... dia bukan milikku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku,
Luputkanlah ia dari ingatanku,
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku,
Dan peliharalah aku dari kekecewaan.


Serta ya الله Rabb yang Maha Mengerti....
Berikanlah aku kekuatan, untuk melemparkan bayangannya jauh ke dada langit, hilang bersama senja nan merah, Agar aku bisa bahagia walaupun tanpa bersama dengannya.


Dan ya الله yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang,
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah,
Walaupun tidak sama dengan dirinya.



Ya الله....
Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu,
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan adalah yang terbaik untuk-ku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik untuk hamba-Mu ini.

Ya الله....
Cukuplah Engkau yang menjadi pemeliharaku
Di dunia.... dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhaif ini.

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka karuniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan karuniakanlah padaku keturunan yang shaleh.




Karena Kau Tulang Rusukku

Sebuah senja yang sempurna, terlihat begitu romantis. Sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya,,, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku!



Ada tertulis, الله melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur,  الله mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.
Waktu berlalu.... akhirnya mereka berdua pun akhirnya menikah.
Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.


Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu tidak cinta lagi kepadaku!”

Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.

Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.

Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi!! Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing!!”.


Lima tahun berlalu.....
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah tinggal di luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tidak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di rusuknya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… mmmm.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat!! Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah!!
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”



Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, ia meninggal. Malam itu...sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di rusuknya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.


“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”.
Karena itu, haruskah kita mencintai??

Kepada siapakah Cinta sejati ini harus diberikan???
Hari ke 6 Bulan September 2009


"CINTA ITU TAK TERLIHAT"

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur ?,
ketika kita menangis ?,
ketika kita membayangkan ?.
Itu karena hal terindah di dunia ini TIDAK TERLIHAT...

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita. Kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA. Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan. Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan... Tapi ingatlah... melepaskan BUKAN akhir dari dunia, melainkan awal suatu kehidupan baru. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari... dan mereka yang telah mencoba. Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka...

CINTA yang AGUNG ?, adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya, adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia, adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'.
Apabila cinta tidak berhasil... BEBASKAN dirimu... biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI. Ingatlah... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya.
Tapi ketika cinta itu mati, kamu TIDAK perlu mati bersamanya...

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.
Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat.

TEMAN SEJATI... mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa…..',
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'.
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'.
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk ?'.

MENCINTAI... BUKAN lah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN.
BUKAN lah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu MENGERTI.
BUKAN lah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu RASAKAN.
BUKAN lah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu BERTAHAN.
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu-sedu.
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang..
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang... LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita, MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar-benar mencintai.

MELAINKAN... BERJUANGLAH demi cintamu.
Itulah CINTA SEJATI.
Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Surat Untuk Bidadariku

Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.


Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku


Tak terasa aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.


Tahukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai . Namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.


Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.


Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.


Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangkaku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan, mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua prasangka terhadapmu. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).


Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.


Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.


Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai kekasihku namun sebagai istriku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan malu hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.


Aku yang tidak mengerti diriku…


Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu… aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.


Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.


Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.


Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.


Wassalam

BERBUAT IHSAN

Berbuat baik merupakan wasiat yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan dalam kehidupan. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah bersabda ‘Sesungguhnya Allah menuliskan kebaikan atas setiap perbuatan, maka apabila kamu menyembelih perbaikilah caramu dalam menyembelih itu. Hendaklah salah seorang kamu menajamkan mata pisaunya dan hendaklah ia memperbagus sembelihannya’. Lihatlah bagaimana islam yang merupakan Dien Rahmatan lil Alamin memerintahkan untuk berbuat baik dalam mu’amalah dan dalam ibadah. Perintah berbuat baik ini tidak hanya berlaku bagi manusia tetapi rahmat islam itu diperintahkan pula untuk diaplikasikan kepada makhluk Allah yang lainnya (tumbuhan dan hewan) bahkan dalam keadaan perang. Dalam hal ini menunjukkan betapa agungnya nilai ihsan (berbuat baik) dan esensinya, bahkan ia merupakan sepertiga dari agama, Seperti yang diriwayatkan dari Umar ibnu Khathab dalam satu hadist panjang yang kemudian ditakhrij oleh imam Muslim ”………Sesungguhnya Jibril A.S bertanya tentang Iman, Islam dan Ihsan. setelah dia pergi Nabi SAW bersabda “ini Jibril, datang kepadamu untuk mengajarkan urusan agamamu” Rasul menjadikan tiga perkara itu sebagai agama : Iman, Islam dan Ihsan.

Nilai-nilai Ihsan termaktub dalam perkataan dan perbuatan. Nilai-nilai Ihsan ini tidak akan dapat tercapai kecuali dilaksanakan dengan menyadari bahwa Allah selalu mengawasi, dan tingkatan tertinggi dari Ihsan adalah mengerjakan didalam hati, lisan dan seluruh anggota tubuh seolah-olah Allah melihatnya.

Ihsan merupakan usaha untuk memperbaiki perkataan, perbuatan, niat dan kehendak untuk mencapai manfaat. Pemahaman tauhid yang benar merupakan pondasi awalnya dan hal itu dapat dicapai melalui perenungan ilmu yang sangat mendalam yang disebutkan dalam hadits Jibril, “Ihsan adalah menyembah Allah seolah-olah kamu melihatNYA, maka jika kamu tidak melihatNYA, Niscaya Dia melihatmu”.

Kehidupan para ulama zaman Salaf dipenuhi dengan berbagai sifat kebaikan dapat kita jadikan ibroh (pelajaran) bagaimana nilai-nilai Ihsan itu diaplikasikan. Abdulah bin Mubarraq seorang ulama besar pada masa khalifah Harun Al-Rasyid, seorang Mujtahid yang luas wawasan keilmuannya, seorang yang shaleh yang selalu membela islam dengan seluruh kemampuannya agar kemuliaan islam berkibar, dapat kita jadikan sebagai salah satu contoh dimana perbuatan Ihsan merupakan kepribadian generasi Salaf. Hal-hal yang mengharumkan namanya yang merupakan perwujudan keIhsanan budi pekertinya adalah sifat beliau yang suka menolong orang lain yang sedang kesusahan tanpa mau diketahui oleh orang yang ditolongnya. Hal ini dibuktikan saat seorang sahabatnya dipenjara karena tidak sanggup membayar hutang sebesar 10.000 dirham, akhirnya dia mencari orang yang menghutangi sahabatnya untuk melunasi hutang sahabatnya tanpa diketahui oleh sahabatnya. Saat sang sahabat keluar dari penjara dan menemui Abdullah bin Mubarraq dengan wajah yang dipenuhi kebahagiaan dan seolah tidak pernah terjadi apa-apa beliau menyambut kedatangan sahabatnya dengan rasa penuh suka cita. Setelah mendengar ceritanya selama tidak bertemu dengannya dan bagaimana ia dipenjara dan akhirnya dibebaskan dengan dilunasi hutangnya oleh seorang yang misterius, Abdullah bin Mubarraq menasehati sahabatnya agar bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Perbuatan Abdullah bin Mubarraq tidak pernah diketahui oleh sahabatnya meski sekian tahun sahabatnya mencari tahu siapa orang yang dermawan yang telah melunasi hutangnya. Sampai akhirnya beberapa waktu setelah Abdullah bin Mubarraq meninggal diberitahukanlah bahwa orang yang melunasi hutangnya adalah Abdullah bin Mubarraq sendiri.

Berbuat baik merupakan akhlak islam, Jika Al-Islam kita ibaratkan sebuah pohon maka Iman merupakan akar-akarnya. Islam merupakan batangnya dan Ihsan merupakan daun-daun rindangnya. Allah SWT telah memerintahkan perbuatan baik ini dalam firmannya di surat Al-Imran ayat 134: Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Rasulullah juga memuji orang yang suka berbuat baik dengan sabda beliau di sebuah hadits yang ditakhrij Imam Muslim : Sungguh mengagumkan urusan orang beriman itu, karena semua urusannya adalah baik. Hal itu tidak akan terjadi pada seorangpun kepada orang mukmin. Jika diberikan kesenangan dia bersyukur sehingga hal ini menjadi kebaikan baginya, Jika ditimpa musibah ia akan bersabar sehingga hal ini menjadi kebaikan baginya.

Aidh Al-Qorni menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebaikan ini “mereka adalah orang-orang yang memberi maaf kepada orang yang mendzalimi mereka, bahkan berbuat baik kepada mereka, membantu (orang lain) dengan harta, kedudukan atau dengan kebaikan hati mereka. ketika ada orang yang berbuat jahat kepada mereka maka mereka membalasnya dengan kebaikan karena itulah mereka ditempatkan pada tingkatan yang paling tinggi. “Semoga Allah menjadikan kita sebagai golongan Muhsinin…” Amin….

Penulis

Guru SD LABSCHOOL Cibubur dan anggota KMPA Eka Citra Universitas Negeri Jakarta

Daftar bacaan :

  1. Abu Bakar Al-Jazari, Pesan dari masjidil Haram, Jakarta : Pustaka Azzam 2002
  2. Abdul Aziz bin Nashirul Jalil & Bahaud-Din bin Fatih Aqil, Dimana Posisi Kita Pada Kalangan Salaf, Jakarta : Pustaka Azzam 2001
  3. DR. A’idh Al-Qorni, Menjadi Manusia Paling Bahagia, Solo : Pustaka Arafah 2004
  4. Imam Muslim bin Hajjaj Al Quraisy An Nisaburry, terjemah Hadits Shahih Muslim jilid I-IV, Jakarta : Penerbit Widjaya Cetakan ketiga 1993

MISTISME PENDAKIAN


Mistik didefinisikan oleh Annemarie Schimmel dalam bukunya “Mystical Dimension of Islam” sebagai CINTA kepada Sang Mutlak. Hal ini dikarenakan kekuatan yang memisahkan mistik sejati dari sekedar ascesticism (pertapaan) adalah CINTA, sebuah kata yang sebenarnya adalah sebuah kekuatan yang membawa jiwa menuju illahi. Cinta illahi membuat para pencarinya mampu menyandang atau lebih jauh lagi mampu menikmati segala sakit dan penderitaan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya untuk dijadikan ujian untuk memurnikan jiwanya (kompas, Jumat 8 Maret 2002). Cinta illahi atau yang dikatakan Plato sebagai Cinta kepada Sang Baik akan dapat mengantarkan jiwa sang mistikus kehadirat ilahi “Bagaikan elang yang membawa mangsanya” yakni memisahkan dirinya dari segala sesuatu yang tercipta dari ruang dan waktu, menjadikan sebuah kehidupan menjadi sebuah Euzen (hidup yang bermakna atau hidup yang penuh kebaikan) bukan hanya sekedar Zen (hidup yang biasa) (Frans Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika).
Alam dengan segala tantangannya, segala keindahannya, segala pesonanya, memberikan media bagi jiwa manusia untuk dekat dengan “Sang kebenaran mutlak”, hanya karena alam mempunyai aura tersendiri yang memancarkan kodrat illahi. Kahlil Gibran, seorang yang dipandang sebagai mistikus terbesar Asia menggunakan alam sebagai media untuk mendekatkan diri dalam mendapatkan kekuatan jiwa yang sempurna, seperti yang ia tulis dalam Prahara “Aku mencari kesunyian karena di dalam kesunyian terdapat kehidupan jiwa dan pikiran, hati dan raga. Aku mencari hutan belantara karena disana aku menemukan cahaya matahari, harum kembang, gemercik sungai. Aku mencari pegunungan karena disana aku temukan kebangkitan musim semi, kerinduan musim panas, nyanyian musim gugur dan kekuatan musim dingin. Aku datang ke biara sunyi ini karena aku ingin mengetahui rahasia alam semesta dan mendekati singgasana Tuhan” (Kahlil Gibran, Bagi Sahabatku Yang Tertindas).
Aura mistis gunung sebagai bagian dari kekuatan alam disuarakan juga oleh Homerus, seorang penyair besar Yahudi pada abad sebelum Masehi yang menyenandungkan bait pujian kepada para Dewanya yang bersemayam di gunung Olympus. “….Begitulah singgasana para Dewa di puncak cakrawala, cerah bermandikan sinar surya. Disitulah para Dewa bahagia mengenyam suka hari demi hari…” (Lorus J.Milne & Margarie J.Milne, Gunung).
Bersatunya manusia dengan alam ini adalah sebuah simbiosis yang membuat manusia menemukan kebenaran sejati. Goa Hiro di bukit cahaya (Jabal Nur) merupakan saksi sejarah dimana seorang manusia diangkat menjadi manusia sempurna sementara masyarakat pada masa itu berada pada titik balik kodrat kemanusiaannya.
Satu hal yang perlu digarisbawahi bagi mereka yang mencintai alam atau mereka yang mencintai petualangan di alam adalah menjadikan nilai mistis sebagai suatu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatannya. Nilai mistis yang berdimensi spiritual adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, bukan nilai mistis yang dimetaforakan menjadi salah yaitu nilai mistis yang berdimensi khurafat yang dapat menjauhkan manusia dari kesempurnaan sebagai makhluk mulia disisi Tuhan.
Tidak ada yang menyangkal bahwa alam terutama puncak-puncak gunung tingginya menyimpan suatu kefasihan kudrati, seperti yang dilakukan para pendeta Himalaya yang memandang pendakian sebagai suatu ziarah.
Siapapun anda, jangan pernah menyisihkan nilai mistis spiritual ini karena pada hakikatnya semua berorientasi kepada Tuhan.








Daftar Pustaka : 
  1. Gunung, Lorus J.Milne & Margarie J.Milne, Pustaka Alam Life, Jakarta, 1983  
  2. Mistisme, Toleransi dan Kesatuan Agama, Kompas, Jumat 8 Maret 2002  
  3. 13 Tokoh Etika, Frans Magnis Suseno, Kanisius, Jakarta, 1999  
  4. Bagi Sahabatku yang Tertindas, Kahlil Gibran, Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 2000

    FOTOGRAFI ALAM BEBAS

    Menikmati sunrise diatas puncak gunung atau sunset di horizon laut saat wisata pantai merupakan fenomena alam yang sangat indah dan sangat sayang untuk dilewatkan. Berbagai kegiatan petualangan di alam sebaiknya dibuat dokumentasi yang dapat dilakukan dalam bentuk foto, video, film, sketsa ataupun dalam bentuk laporan tertulis. Dokumentasi tersebut akan berguna untuk berbagai tujuan, seperti bermanfaat untuk melengkapi ketika membuat laporan menyeluruh dari kegiatan yang telah dilakukan, sebagai alat evaluasi dan juga sebagai bahan pelengkap sewaktu membuat laporan tertulis atau hanya sebagai sebuah karya untuk kepuasan jiwa.

    Dalam mendokumentasikan kegiatan petualangan dalam bentuk fotografi terdapat dua jenis sasaran pemotretan : Pertama subjek pasif dan yang kedua subjek aktif. Subjek pasif seperti : pemandangan alam, monumen atau arsitektur maupun karya seni budaya lainnya sepertinya tidak sulit untuk mengabadikannya. Sedangkan untuk subjek aktif, pemotret dituntut untuk lebih peka dalam menangkap atau merespons momentum yang tepat. Tetapi memang kedua bagian pemotretan itu sama-sama dituntut kesabaran serta kreatifitas yang tinggi tanpa mengabaikan segi-segi teknis fotografi itu sendiri.

    Pemandangan alam dengan segala komponen yang ada di dalamnya merupakan subjek pasif fotografi. karenanya bidang pemotretan ini mudah dikerjakan. Sementara subjek aktif dalam pemotretan kegiatan petualangan yang akan didokumentasikan umumnya bagian dari pemotretan yang lebih sulit dikerjakan, diantaranya dikelompokkan pada manusia dengan segala kegiatannya, flora dan fauna di habitatnya serta acara kegiatan itu sendiri.

    Bagi yang hendak menekuni pemotretan kegiatan petualangan yang penuh tantangan, sebaiknya membekali diri dengan pengetahuan dasar-dasar fotografi terutama pada dasar teknis fotografi serta pada bidang keselamatannya sesuai prosedur yang berlaku serta dasar-dasar teknik hidup di alam bebas untuk meminimalisir resiko dari segi bahaya subyektif maupun dari segi bahaya obyektif.

    Manajemen kamera dan Pemotretan

    Fotografi arti harfiahnya adalah melukis dengan cahaya, karena itu pada waktu berada di lokasi kegiatan seseorang dituntut kesabaran, kreativitasnya dalam memanfaatkan cahaya dihadapannya. Peralatan kamera berikut segala perlengkapannya harus mampu dioperasikan secara sempurna.

    Memotret di Indonesia yang masuk dalam kawasan hutan hujan tropis, pelaku fotografi harus dapat memperkirakan segala pengaruh buruk terhadap perlengkapan kamera. Suhu udara yang panas dan kelembaban yang tinggi dapat berpengaruh pada lensa-lensa kamera.

    Pada bidang pemotretan di alam dengan segala kegiatannya, diperlukan peralatan dan perlengkapan kamera yang memadai. Pilihan praktis bisa diberikan kepada lensa-lensa vario/zoom masing-masing mulai dari 20-35 mm maupun 200-400 mm. Tele converter atau exlensioan tube serta bellow juga bisa bermanfaat saat diperlukan. Memanfaatkan hasil teknologi yang ada di pasaran dapat membuat pekerjaan jauh lebih efesien.

    Manajemen pribadi dan Alam

    Mereka yang berminat menekuni fotografi alam bebas, selain dituntut menguasai segala ilmu fotografi sebaiknya juga memiliki fisik dan mental yang prima. Cermati waktu pemotretan yang cenderung lebih baik dilakukan pada pagi hari dengan berbagai kelebihannya, seperti tumbuh-tumbuhan yang tampak lebih segar atau suasana alam yang lebih ceria. Pada sore hari umumnya umumnya lebih kaya dengan warna-warni kemerahan. Hal ini bukan berarti kegiatan yang berlangsung pada siang ataupun pada malam hari menjadi kurang bermanfaat. Memotret di alam bisa menghasilkan gambar yang demikian dramatis pada tengah hari yang terik terutama bila dapat memanfaatkan pantulan cahaya matahari diatas permukaan air yang cenderung menghasilkan warna putih keperakan pada sudut pandang tertentu suasana romantis dari gambar silhouette tidak terlalu sulit untuk dihasilkan.

    Khusus pada bagian fisik, pelaku diharapkan dalam kondisi prima yang bertujuan agar pelaku bisa berada di lokasi pemotretan yang berlangsung di alam bebas mutlak membutuhkan stamina tinggi. Pada perjalanan jauh dengan kondisi medan yang mendaki atau menurun dengan berbagai tingkat kesulitan biasanya akan sangat melelahkan. Menghadapi medan sulit di lintasan jalan setapak, memanjat tebing-tebing tinggi dengan batu-batu cadasnya, menelusuri goa yang dalam dengan kegelapannya, menerobos semak-semak belukar ataupun ketika menyebrangi sungai tanpa titian memerlukan perlengkapan dan pengetahuan yang memadai agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

    Pelaksanaan Pemotretan

    Pada waktu pelaksanaan pemotretan, perlu antisipasi fenomena alam yang ada yang dapat berpengaruh pada diri sendiri dan kamera, misalnya pada saat gunung meletus, usahakan dan perhitungkan kemungkinan buruk bagi diri sendiri maupun perlengkapan kamera yang dimiliki. Debu halus yang terdiri dari berbagai unsur partikel bahan kimia diantaranya asam silika, belerang, dll selain bisa mengganggu perlengkapan kamera juga tidak baik untuk paru-paru pemotret itu sendiri.

    Jangan ragu menggunakan lampu kilat pada pemotretan di siang hari maupun di malam hari. Terutama untuk menghilangkan bayangan ( pada siang hari ), bisa juga untuk menambah penyinaran pada bagian latar depan ( malam hari ), pada pemotretan panorama/pemandangan alam pelaku senantiasa berikhtiar menghadirkan dimensi ketiga dengan cara memasukan bagian-bagian lainnya sebagai latar depan atau bisa juga dengan menangkap pantulan bayangan objek pemotret itu. Usahakanlah menciptakan kreasi baru dan jangan mengekor dari yang pernah dibuat oleh pemotret lain. Masih banyak kemungkinan lebih baik dalam menghasilkan gambar-gambar yang pernah dibuat orang lain. Berpikir dan berusaha menjadi yang pertama dan terbaik. Ciptakan yang lain dari yang biasa sehingga hasilnya tidak hanya sebagai gambar biasa-biasa saja.

    Penutup

    Beberapa tips terakhir mungkin akan berguna untuk dibiasakan menjelang pada waktu pemotretan petualangan di alam untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan aman.

    1. Sebelum berangkat sebaiknya membuat daftar/cheklist dari segala peralatan maupun perlengkapan fotografi yang akan dibawa. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kemungkinan ada yang terlupa.
    2. Periksa semua peralatan yang akan dibawa apakah segalanya berfungsi dengan baik dan dapat dioperasikan dengan sempurna.
    3. Membawa body kamera lebih dari satu.
    4. Halalkan segala cara untuk bisa mengabadikan semua kegiatan petualangan tanpa ragu-ragu ataupun merasa bersalah, seperti jangan merasa bersalah saat menyaksikan anak burung yang sedang dimakan ular, karena itu merupakan proses bagaimana alam menjadi seimbang.
    5. Hasil pemotretan harus bisa bermanfaat dan disimpan dengan baik.

    Daftar Pustaka

    1. Diktat Teknik Hidup Alam Bebas, KMPA Eka Citra Universitas Negeri Jakarta, Jakarta 2004
    2. Diktat Fotografi, Kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi ( KMPF ) Universitas Negeri Jakarta, Jakarta 2001
    3. Diktat Caving Gladian Nasional Pecinta Alam, Surabaya 2000

    BOULDERING ( Sistem Pemanjatan Tanpa Alat )


    Diawali langkah Don Robinson pada tahun 1990 di Leeds University dengan mempelopori dibuatnya dinding panjat tebing buatan pertama yang diberi nama Achertrust, sejak saat itu pelan tapi pasti panjat tebing mengalami evolusi dari sekedar aktifitas petualangan dengan media tebing alam menjadi sebuah cabang olahraga yang dapat dipertandingkan, Sehingga lambat laun panjat tebing yang awalnya merupakan bagian dari mountainering akhirnya independent terpisah dan kemudian terkenal dengan media alam tebing-tebing alam, baik yang kering ( Tropic Climbing ) maupun yang bersalju ( Ice Climbing ).
    Perkembangan pesat panjat tebing di luar negeri membawa pengaruh besar ke Indonesia meskipun masih dalam tahap awal yang diperkenalkan oleh Harry Suliztiarto pada tahun 70-an dengan memanjat tebing-tebing alam berbatuan karst di desa Citatah, Padalarang, Jawa Barat. Panjat tebing semakin berkembang baik di Indonesia dari segi petualangan dan semakin berkembang baik menjadi extreme sport yang bernilai prestasi sejak diadakannya perlombaan panjat tebing alam di pantai Djimbaran, Bali pada tahun 1987. Sejak diperkenalkannya panjat tebing buatan oleh para pemanjat Prancis pada awal tahun 90-an yang diikuti dengan dimulainya kejuaraan nasional panjat tebing yang pertama di Bintaro dengan papan panjat setinggi 15m, panjat tebing benar-benar telah mendapat tempat bagi pemuda Indonesia.
    Pada umunya panjat tebing dalam metodenya dibagi menjdi 2 metode: pertama, metode memanjat dengan menggunakan pengaman dan yang kedua, memanjat tanpa menggunakan pengaman. Bouldering diartikan sebagai sistem pemanjatan tanpa menggunakan alat sebagai pengaman dan penambah ketinggian. Pengertian ini memang hampir sama dengan sistem pemanjatan free soloing tetapi ada dua catatan yang membedakannya. Pertama, biasanya arah ketinggian maksimal bouldering adalah tiga meter. Kedua, arah memanjat bouldering adalah menyamping.
    Bouldering biasa dilakukan untuk melakukan warming up sebelum melakukan pemanjatan yang sebenarnya juga dilakukan untuk melatih teknik-teknik pemanjatan baik berupa penggunaan kaki, tangan dan badan juga gerakan-gerakan lain yang diperlukan dalam pemanjatan, selain itu bagi para pecinta panjat tebing, bouldering dianggap sebagai sebuah kreasi karena dengan melakukannya akan mendapatkan satu nilai kepuasan tersendiri.
    Seiring dengan perkembangan kompetisi panjat tebing, bouldering kini menjadi salah satu nomor panjat tebing yang kini menjadi salah satu nomor panjat tebing yang biasa dipertandingkan seperti dalam X-Games Competition ( sebuah kompetisi internasional yang biasa mempertandingkan olahraga ekstrim ) dan kejuaran-kejuaraan yang dilakukan oleh UIAA ( Asosiasi panjat tebing internasional ) bahkan kompetisi tradisional panjat tebing alam yang dilakukan di Amerika Serikat di jalur pemanjatan tebing alam Yosemite dan Dolosemite ( Kompetisi ini merupakan salah satu kompetisi panjat tebing alam tertua di dunia ) Bouldering menjdi salah satu nomor yang dipertandingkan, dan dari kompetisi bouldering inilah nama Chris Sharma menjadi legenda karena merupakan pemanjat termuda yang dapat memecahkan jalur tersulit pada jalur Yosemite.
    Karena merupakan bagian dari exstreme sport yang banyak mengandung resiko dalam pelaksanaannya, maka prosedur-prosedur dalam melakukannya harus benar-benar diperhatikan.
    Beberapa prosedur melakukan bouldering yang biasa dijadikan acuan adalah :
    Spotter ( orang yang menahan atau mengarahkan ), kehadiran satu atu dua orang teman sangat baik untuk menahan kepala, leher dan punggung saat terjatuh ke tanah sehingga laju dari jatuhnya tubuh tidak terlalu keras dan aman. Tugas seorang Spotter tidak hanya menangkap atau menahan pemanjat tetapi dia juga harus mampu mengarahkan dan membaca arah gerakan jatuh seorang pemanjat dalam melakukan bouldering.
    Landing ( tempat mendarat ), penilaian untuk lokasi mendarat pada bouldering sebenarnya sangat mudah, misalnya apakah tempat itu datar dan bebas dari sesuatu yang bisa membuat pergelangan kaki atau tangan menjadi cidera/terkilir saat terjatuh, atau apakah banyak batu atau kerikil yang berserakan sehingga membahayakan posisi Spotter saat melakukan tugasnya.
    Exposure ( daerah terbuka ), biasanya berhubungan dengan ketinggian, definisinya merupakan gabungan dari tempat mendarat, posisi tubuh dan cara berpikir. Cara berpikir sangat diperlukan, dan hal ini akan dipengaruhi oleh lokasi yang dipilih. Salah satu peraturan dalam bouldering adalah mengingatkan apakah anda mau meloncat saat menggapai point terakhir. Jika point terakhir itu terlalu tinggi untuk diloncati mungkin jalur itu terlalu panjang untuk jalur boulder.
    Descent ( daerah untuk turun ), jangan naik jika tidak tahu bagaimana turunnya. Sebelum bouldering sebaiknya jalan-jalan di sekitar lokasi untuk mencari informasi yang diperlukan atau lebih dikenal dengan orientasi medan.
    Meskipun telah menjadi independent dan tidak lagi menjadi bagian dari mountainering tetapi panjat tebing tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip teknik hidup alam bebas. Buldering sebagai bagian dari panjat tebing juga tidak lepas dari hal itu dalam meminimalkan resiko dengan manajemen resiko secara baik sehingga dalam melakukannya tidak bisa lepas dari objective risk factor dan subjective risk factor management agar kegiatannya dapat dilakukan dengan aman dan menyenangkan jiwa seorang pemanjat.
    Daftar Pustaka :
    1. Diktat Teknik Hidup Alam Bebas, KMPA Eka Citra Universitas Negeri Jakarta, Jakarta 2004
    2. Diktat Mapala UI, Badan pelantikan Anggota Baru Mapala UI, Depok 1999