APRESIASI TAHFIZH JUZ 29 & 30 TAHUN 2023

 

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan limpahan karunia dan kemudahan bagi Civitas SD Labschool Cibubur sehingga dapat melaksanakan apresiasi tahfizh juz 29 & 30 tahun 2023. Kegiatan yang dimulai pertama kali pada tahun 2022 ini merupakan implementasi dari bentuk kegiatan kesiswaan di bidang agama (Bersama Membaca Kitab Suci/BERBAKTI) yang bersinergi dengan hidden curriculum yang dikembangkan di SD Labschool Cibubur. Kegiatan ini tidak akan dapat terlaksana tanpa dukungan dari orangtua yang tetap membina dan bekerjasama dalam mencetak generesi Qur’ani.

Rangkaian kegiatan apresiasi tahfizh al-Qur’an juz 29 & 30 tahun 2023 dimulai sejak Maret hingga Mei 2023. Kegiatan ini dimulai dari proses pendataan awal peserta melalui Google Forms sejak 27-31 Maret dan dilanjutkan dengan proses seleksi oleh tim PAIBP pada 3-5 April 2023. Setelah mendapatkan data peserta, maka proses berikutnya melakukan sosialisasi kepada orangtua/wali murid pada 6 April 2023. Proses pembinaan kepada peserta dilakukan secara langsung (tatap muka) di sekolah dan melalui daring/tatap maya di rumah sejak 10 April-16 Mei 2023. Agar peserta apresiasi mendapatkan legitimasi secara utuh maka dilakukan uji publik pada 23 Mei 2023.

Setelah melalui rangkaian proses selama + 3 bulan, maka diperoleh lima siswa peserta apresiasi tahfizh al-Qur’an juz 29 & 30 tahun 2023 yaitu: Aqmar Hanif Abdullah bin Fajar Ardiyanto Margono (5 Supernova); Alkhalifi Daffa Bilfaqih bin Edy Syahbana (5 Cartwheel); Letizia Aqeela Normansyah binti Normansyah Syahruddin (6 Phinisi); Althaf Ivander Zahir bin Eko Setiawan (6 Hyperloop); dan Elvina Risti Beryl Claresta binti Aris Hardiatno (6 Hyperloop).

Foto: Peserta Apresiasi Tahfizh Qur’an 29 & 30 bersama Tim PAIBP dan Aqeelah Elfadh "Juara I Hafizh Cilik RCTI 2021”

Puncak acara apresiasi tahfizh al-Qur’an juz 29 & 30 yang dilaksanakan pada 24 Mei 2023 berjalan haru dan khidmat. Selain dihadiri oleh Pimpinan Badan Pengurus Harian Labschool Cibubur, Penasihat, Konsultan, Pimpinan SD dan Ketua POMG Aksara, kegiatan apresiasi ini turut dihadiri oleh Aqeelah Elfadh yang merupakan Juara 1 Hafizh Indonesia RCTI 2021 dan Abuya Fadli (ayah dari ananda Aqeelah). Dalam pesannya Abuya Fadli menerangkan untuk mencetak hafizh al-Qur’an diperlukan tiga poin yang harus diperhatikan, yaitu: komitmen, manajemen waktu, karakter & kepribadian. Komitmen pada konteks ini merupakan keterpaduan antara orangtua, anak, dan sekolah untuk memiliki kesamaan visi dan misi. Kemudian manajemen waktu merupakan bagaimana anak dapat membagi waktu untuk mengulang (murojaah) al-Qur’an, waktu bersama dengan keluarga, waktu untuk bermain, dan waktu untuk belajar pelajaran sekolah. Selanjutnya mengenai karakter & kepribadian merupakan bagaimana orangtua dapat memahami karakter kepribadian dan kesehatan anak.

Kegiatan apresiasi tahfizh al-Qur’an ini bukanlah akhir dari tujuan. Proses ini masih akan terus berlanjut sesuai dengan tema kegiatan “Membangun Generasi Cinta al-Qur’an”. Selamat kepada para peserta tahfizh al-Qur’an juz 29 & 30 tahun 2023. Semoga hafalan yang telah dicapai dapat dijaga dan diamalkan, menjadi pionir dalam akhlak mulia dan tetap tawadhu.



PEMBELAJARAN JARAK JAUH DALAM PERSPEKTIF FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

Tepat pada 2 Maret 2020, pemerintah mengumumkan kasus pertama infeksi virus Corona jenis baru (Covid-19) di Indonesia. Sejak saat itu pemerintah memberlakukan pembatasan sosial di berbagai bidang. Hanya beberapa sektor esensial yang dibolehkan beroperasi diantaranya sektor kesehatan, usaha bahan pangan, energi, telekomunikasi dan teknologi informatika, keuangan, logistik, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai obyek vital nasional dan obyek tertentu. Kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus Corona di tengah masyarakat. Sektor pendidikan yang tidak diizinkan beroperasi oleh pemerintah langsung direspons oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama lintas Kementerian mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terkait pembelajaran di masa pandemi mencakup belajar dari rumah (BDR) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Menurut Dogmen pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri diorganisasikan secara sistematis dalam menyajikan materi pembelajaran, pemberian bimbingan kepada pembelajar, dan pengawasan untuk keberhasilan belajar pembelajar. Kebijakan belajar dari rumah melalui pelayanan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih dirasakan belum optimal. Menurut data yang disampaikan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) lebih dari 91% populasi siswa dunia terpengaruh oleh penutupan sekolah karena pandemi Covid-19. Sementara di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada 1.263 siswa mulai jenjang SD hingga SMA tercatat 57% siswa tingkat SD dan SMP merasakan emosi negatif, sedangkan untuk tingkat siswa SMA mencapai 70%. 

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, secara faktual di lapangan banyak elemen pendidikan yang tidak siap ketika melakukan pembelajaran jarak jauh. Permasalahan tersebut dimulai dari kualitas jaringan internet yang tidak merata antara kota besar dengan daerah pelosok yang ada di Indonesia, kemampuan teknis guru dalam mengelola pembelajaran jarak jauh, dan juga perangkat (device) yang dimiliki oleh guru dan juga siswa. Ketiga elemen dasar yang memengaruhi sistem pembelajaran jauh yaitu guru, siswa, dan orang tua murid seperti memasuki hutan belantara. Potensi tersesat kemudian putus asa sehingga mengalami depresi sangatlah besar ketika elemen tersebut tidak mempersiapkan keahlian (skill), perangkat (device), daya tahan, dan juga ketabahan (endurance) secara psikologis. 

Beberapa hal yang menyebabkan pembelajaran jarak jauh tidak dapat berjalan secara optimal di Indonesia diantaranya adalah kekeliruan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh. Sebagian besar guru masih belum memahami landasan filosofis dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Kerap terjadi guru hanya memberikan sekumpulan tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dalam periode tertentu. Hal ini bukan saja memberikan beban dan kejenuhan kepada siswa namun juga kepada orang tua. Peristiwa ironis ketika terdapat siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di wilayah Tarakan, Kalimantan Utara yang depresi sehingga diduga melakukan bunuh diri pada Selasa 27/10/2020. Komisioner KPAI Retno Listyarti menerangkan bahwa insiden itu diduga dipicu dari banyaknya tugas sekolah secara daring yang belum dikerjakan korban sejak tahun ajaran baru. Hal itu kemudian membuat dirinya tak dapat mengikuti ujian akhir semester. Peristiwa miris tersebut bukanlah yang pertama terjadi di Indonesia akibat proses pembelajaran jarak jauh yang tidak tepat dilakukan. Sebelumnya siswa SD meninggal karena dianiaya orang tuanya akibat sulit mencerna pelajaran secara daring (dalam jaringan) yang diberikan guru. Kedua, meninggalnya seorang siswi SMA di Kabupaten Gowa yang diduga bunuh diri meminum racun karena tugas PJJ yang menumpuk. 

Peran guru dalam pembelajaran jarak jauh sangatlah besar. Guru merupakan dirigen atau konduktor dalam proses pembelajaran. Peran yang begitu besar tersebut haruslah diimbangi dengan kemampuan dan pemahaman yang baik dalam mengelola pembelajaran jarak jauh. Hal yang sering dilupakan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran jarak jauh adalah guru tidak melakukan asesmen diagnostik terhadap perangkat (device) yang dimiliki oleh siswa, dan aktivitas apa yang dilakukan siswa selama di rumah. Secara metode, pembelajaran jarak jauh terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran secara sinkronus (interaksi pembelajaran antara guru dan siswa dilakukan pada waktu yang bersamaan, menggunakan teknologi video conference atau chatting, siaran radio, dsb). Pembelajaran asinkronus (guru dan siswa berinteraksi dalam waktu yang tidak bersamaan menggunakan modul belajar mandiri, bahan ajar cetak/digital, maupun media belajar dari benda di lingkungan sekitar.). Dalam melakukan aktivitas sinkronus guru sebaiknya melakukan sapa salam secara langsung kepada siswa dengan tujuan utama memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mendemonstrasikan muatan pelajaran dengan lebih bermakna. Dalam menyampaikan pembelajaran sesuai surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020, guru tidaklah membebani siswa dengan ketuntasan kompetensi dasar sesuai target capaian kurikulum. Dalam melakukan aktivitas asinkronus, guru memberikan tugas kepada siswa pada pendidikan kecakapan hidup. Misalnya untuk siswa Sekolah Dasar, guru memberikan tugas merapihkan tempat tidur, menyapu halaman, dan kegiatan wirausaha (entrepreneur) bagi siswa jenjang Sekolah Menengah Atas/sederajat. 

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Relevansi dari penyelenggaraan pendidikan adalah membahagiakan siswa dalam proses pembelajaran agar mencapai kodratnya sebagai manusia dan sebagai agen perubah (agent of change) dalam perannya nanti di masyarakat. Pembelajaran jarak jauh bisa menjadi model pendidikan masa depan, di mana siswa dan guru tetap dapat melakukan interaksi pembelajaran tanpa batasan ruang dan waktu. Siswa diberi kebebasan untuk belajar dari sumber yang beragam (guru, orang tua, teman-teman, buku, internet, dan sebagainya). Siswa juga dapat belajar di manapun, terutama dari rumah yang menjadi kunci pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan filososfi pendidikan Ki Hadjar Dewantara “setiap tempat adalah sekolah, dan semua orang adalah guru”.

Penulis: Amin Muzaki, S.Pd. (Guru SD LABSCHOOL Cibubur)

Daftar referensi:

Dodol Kranggan: Survivor Dalam Modernisasi Industri Kuliner

Manusia memiliki kebutuhan esensial yang harus terpenuhi sebagai elemen dasar hirarki kebutuhannya, hal tersebut diutarakan oleh seorang tokoh psikologi asal Amerika Serikat yang bernama Abraham Maslow. Kebutuhan akan makanan merupakan kebutuhan tingkat pertama dan utama bagi mempertahankan hidup dan kehidupan manusia. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling dasar dan setiap manusia memerlukannya tanpa kecuali. Oleh karenanya kebutuhan akan makanan harus terpenuhi lebih dahulu sebelum kebutuhan lainnya dapat dipenuhi. 

Makanan adalah semua bahan dalam bentuk olahan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan. Makanan menurut KBBI ialah sesuatu yang dapat dikonsumsi (seperti bahan panganan dan lauk-pauk) serta semua bahan yang telah kita makan akan membentuk jaringan tubuh, memberikan sumber tenaga dan mengatur semua proses di dalam tubuh. Dari pengertian tersebut semua bahan olahan yang dimakan oleh manusia kecuali air dan obat-obatan disebut makanan, terlepas makanan tersebut adalah makanan pokok, makanan pelengkap ataupun camilan. 

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan budaya di dalamnya, hal tersebut membuat Indonesia memiliki keragaman kuliner yang sangat bervariasi di setiap daerahnya. Hal ini menjadikan Indonesia layak dianugerahi negara yang memiliki keanekaragaman makanan tradisional atau food diversity

Makanan kuliner Indonesia merupakan kekayaan dan potensi yang harus dilestarikan dan dikembangkan, bahkan jika ditarik lebih jauh makanan sebagai sebuah produk budaya dapat direpresentasikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk ekonomi kreatif. Sandiaga Salahudin Uno dalam sebuah pernyataannya menangkap potensi besar makanan tradisional dapat berkontribusi ekonomi kepada masyarakat melalui jalur wisata kuliner. Salah satu ragam kuliner Indonesia yang sudah tidak asing di telinga dan memiliki cita rasa manis, kenyal, dan lengket adalah dodol. 

Sejarah dodol di Indonesia 

Makanan tradisional di Indonesia merupakan produk kebudayaan sebuah komunitas masyarakat di masing-masing daerah. Sebagai sebuah produk budaya maka produk makanan tidak terlepas dari mitos, tradisi, strata sosial, interaksi sosial dan asimilasi kebudayaan lain di Indonesia. Sehigga makanan tradisional Indonesia tidak semata-mata terkait kebutuhan fisiologis namun integrasi dengan filosofis atau kearifan lokal suatu daerah yang mengkonstruksi tata nilai masyarakatnya. 

Dodol merupakan salah satu makanan tradisional yang mudah dijumpai di beberapa daerah di Indonesia. Dodol memiliki rasa manis gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, dan digolongkan sebagai makanan semi basah. Produk olahan dodol digemari oleh masyarakat karena memiliki variasi rasa dan harga terjangkau. Banyak sebutan yang identik dengan dodol, seperti nian gao atau dalam dialek Hokkian disebut ti kwe atau kue keranjang. Masyarakat Jawa Barat menyebutnya dengan wajit, jenang istilah bagi masyarakat Jawa Tengah (konon sudah dikenal sejak zaman kerajaan Hindu Budha di Jawa), masyarakat di Sumatera Selatan menyebutnya dengan lempok, gelinak sebutan bagi masyarakat di Pulau Bangka dan beragam nama lain di berbagai daerah di Indonesia. 

Tradisi membuat dodol di Indonesia dahulunya untuk menyambut hari besar keagamaan. Dalam tradisi Jawa, menghidangkan jenang/dodol pada perayaan 1 Suro (1 Muharam) yang merupakan perayaan tahun baru Islam. Masyarakat Jawa menganggap jenang ini memiliki simbol rasa syukur kepada Tuhan menghadapi tahun baru dan sebagai ungkapan doa penyerahan diri untuk keselamatan dan keberkahan. Sedangkan bagi suku Betawi di Jakarta, keluarga yang membuat dodol adalah simbolisasi strata sosial yang akan dihormati oleh masyarakat sekitar. 

Terlepas apapun yang menjadi latar belakang tradisi pembuatan dodol di beberapa daerah di Indonesia, yang menjadi menarik adalah kesamaan bentuk, bahan baku, cara pengolahan yang sama dalam pembuatan dan juga cita rasanya. Menjadi pertanyaan besar ketika pada zaman kerajaan Hindu Budha belum tersedianya alat komunikasi yang canggih, namun bisa mempengaruhi olahan makanan di daerah Nusantara lainnya. Jawabannya adalah teori yang dikemukakan oleh psikolog Amerika Serikat yang bernama Granville Stanley Hall. Stanley Hall mengemukakan sebuah teori yang dikenal dengan teori atavistis, yang berasal dari kata 'atavus' yang bermakna 'nenek moyang'. Jadi atavistis artinya kembali kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam pengertian sederhana bahwa sifat nenek moyang bangsa Indonesia adalah senang bekerja sama dan bergotongroyong dengan pembagian tugas yang jelas antara tugas yang dilakukan laki-laki dan tugas yang dilakukan oleh perempuan. Hal itu dapat terlihat dari proses pembuatan dodol yang membutuhkan waktu lama, bahan-bahan yang tidak sedikit, serta bahan bakar pembakaran/kayu bakar yang banyak. Proses pembuatan dodol biasanya melibatkan beberapa keluarga ataupun kelompok masyarakat. 

Mengenal Dodol Kranggan 

Indonesia dikenal sebagai negara dengan suku, bahasa daerah, serta budaya yang sangat banyak jumlahnya. Keberagaman merupakan sebuah keunggulan dari tanah air kita ini. Sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, macam macam kuliner khas Nusantara banyak ditemui di berbagai daerah. Berbagai jenis dodol bisa ditemukan nyaris setiap sudut di negeri ini. Setidaknya ada belasan jenis dodol yang cukup dikenal di Indonesia, diantaranya: dodol Garut, dodol Betawi, dodol durian/lempok, dodol Bali, dodol labu kuning, dodol kandangan, dodol rumput laut, dodol salak, dodol susu, dodol jahe, dodol sirsak, dodol apel Malang, dodol nangka, dodol kentang, dodol Cina, dodol Ulame dan masih banyak lagi. 

Melipir menuju pinggiran Kota Bekasi tepatnya di Kecamatan Jatisampurna Kelurahan Jatiraden tepatnya di Gang Nangka terdapat satu-satunya pembuat dodol tradisional. Warga setempat kerap menyebutnya dodol Kranggan Nyak Sami. Perempuan paruh baya itu masih terlihat segar dan bersahabat dalam menceritakan usahanya. Dalam penuturannya Nyak Sami melanjutkan usaha yang dirintis secara turun temurun oleh keluarganya sejak puluhan tahun lalu. Walaupun sudah banyak ditemui proses pembuatan dan pengemasan dodol yang dilakukan dengan menggunakan alat modern, namun Nyak Sami tetap mempertahankan proses secara tradisional. 

Melanjutkan penuturannya, Nyak Sami mengatakan untuk membuat dodol 1 kuali besar memerlukan bahan 20 liter beras ketan, gula merah 15 Kg, gula putih 5 Kg, bawang goreng, garam, dan kelapa secukupnya. Dalam satu kali produksi, Nyak Sami memerlukan sedikitnya empat orang laki-laki yang membantu dalam pengadukan dodol (warga Kranggan menyebutnya ngocek) dan tiga orang perempuan untuk membantu proses penyiapan bahan serta proses pengemasan. Nyak Sami mengungkapkan bahwa pekerja yang membantu mengaduk dodol (ngocek) adalah pekerja paruh waktu (kuli ngocek) yang dibayar tiga ratus ribu rupiah per satu kuali besar. Namun biasanya Nyak Sami membuat dodol dalam jumlah empat kuali besar, sehingga biaya untuk membayar kuli ngocek sudah sebesar satu juta dua ratus ribu rupiah. Biaya tersebut belum termasuk pengeluaran untuk makan dan minum bagi para kuli ngocek. 

Dalam proses pengemasan Nyak Sami dibantu oleh tiga orang perempuan yang masih bagian dari keluarga. Terkadang suami dari Nyak Sami yaitu pak Boih ikut membantu dalam pengemasan. Lelaki yang sudah tampak sepuh itu tidak mau dipanggil Kakek, beliau lebih familiar dipanggil Bang Boih. Bang Boih saat masih muda sering membantu mengocek dodol buatan istrinya. Namun karena kondisi fisiknya sudah tidak seperti saat muda, kali ini Bang Boih lebih memilih membantu istrinya untuk pengemasan. Proses pengemasan yang dilakukan juga masih menggunakan cara tradisional. Dodol dikemas sesuai dengan permintaan konsumen, kadang konsumen meminta dodol dikemas menggunakan daun pisang batu (pisang biji). Alasan menggunakan daun pisang batu dengan lugasnya Bang Boih menuturkan karena daun pisang batu tidak luntur warnanya dan daunnya juga lebih tebal dibandingkan dengan daun pisang yang lainnya. Terkadang juga konsumen meminta dodol dikemas dalam kemasan plastik bundar (warga Kranggan menyebut dengan besek). Konsumen dari dodol Kranggan Nyak Sami biasanya dari keluarga calon pengantin untuk acara seserahan. Namun permintaan akan meningkat ketika memasuki bulan Ramadhan karena warga Kranggan menyambut hari raya Idul Fitri dengan membuat dodol untuk buah tangan silaturahmi kepada keluarga besarnya. 

Proses promosi dodol Kranggan tidak dilakukan secara modern, orang Kranggan dan sekitarnya hanya mengetahui dari mulut ke mulut yang dalam dunia marketing disebut Word of Mouth Marketing atau WOMM. Nyak Sami menuturkan bahwa sekitar tahun 90an dodol buatannya pernah diliput oleh salah satu stasiun televisi swasta yaitu TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). 

Solusi Melestarikan Tradisi 

Inovasi menjadi hal terpenting di era persaingan bisnis kuliner seperti saat ini. Stephen Robbins (1994), mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. 

Dalam era globalisasi ini seorang wirausahawan dituntut agar bisa terus berinovasi dengan menghadirkan hal yang baru, unik, efisien, dan lebih baik dari produk sebelumnya. Inovasi dodol Kranggan dapat dilakukan mulai dari proses pembuatan, pengemasan, dan juga pemasaran. Dalam inovasi pembuatan dodol Kranggan perlu mempertimbangkan varian rasa yang lebih inovatif, tidak melulu cita rasa yang sudah ada. Misalnya dodol Kranggan rasa stroberi, rasa nangka, pisang, dll. Pengemasan juga merupakan hal penting dalam mempertahankan mutu dodol. Penggunaan edible coating dalam pengemasan dodol dapat meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan dodol (Gennadios, dkk., 1997). Edible coating merupakan lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat dikonsumsi, yang diaplikasikan pada produk pangan secara langsung (permukaan produk) yang memiliki fungsi sebagai penahan (barrier) dari perpindahan massa seperti: uap air, O2, dan CO2 (Baldwin, dkk, 2012). 

Dalam hal pemasaran sebaiknya dodol Kranggan perlu mempertimbangkan digital marketing. Digital marketing adalah aktivitas mempromosikan dan mencarikan pasar melalui media digital secara online dengan menggunakan berbagai sarana seperti jejaring sosial (Purwana, dkk 2017). Digital marketing dodol Kranggan dapat dilakukan dengan membuat video untuk iklan, membuat website, atau dengan cara yang lebih sederhana yaitu membuat flyer

Dukungan Pemerintah Kota Bekasi juga perlu dilakukan agar dodol Kranggan tetap lestari. Pada suatu kesempatan dalam peresmian Yayasan Peduli Kranggan di Kelurahan Jatirangga, anggota DPRD Kota Bekasi Anim Imanudin menyatakan bahwa ke depannya akan dibuat kegiatan Festival Kranggan yang bertujuan untuk mengenalkan tradisi, budaya, kesenian, dan juga kuliner khas Kranggan kepada masyarakat Bekasi secara luas dan daerah perbatasan lainnya (Jakarta, Depok, dan Bogor). 

Adaptasi menjadi salah satu kunci sukses yang diyakini harus dimiliki setiap pelaku usaha. Terlebih di zaman globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, sikap adaptif mutlak harus dimiliki pelaku usaha kuliner khususnya dodol. Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Charles Robert Darwin "Bukan yang terkuat yang bertahan, melainkan mereka yang paling adaptif menghadapi perubahan." Dodol Kranggan mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat secara luas. Proses pembuatan dan pengemasan yang masih dilakukan secara tradisional, juga strategi pemasaran yang dilakukan secara organik menjadikan dodol Kranggan hanya dikenal oleh sebagian masyarakat. Namun apresiasi positif perlu disematkan kepada Nyak Sami sebagai satu-satunya pelaku usaha dodol di Kranggan. Dari segala tantangan globalisasi dan digitalisasi pemasaran saat ini, Nyak Sami tetap bertahan di tengah modernisasi industri kuliner. 
Penulis: Amin Muzaki (Guru SD Labschool Cibubur)
Daftar pustaka:

1 Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge (2008) Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat.

2 Defri Ikhsan (2017,h1) Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2003

3 https://kbbi.web.id/ 

4 Liputan6.com 

5 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), cet.IX

6 Robbins, Stephen P., 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi, Alih Bahasa Jusuf Udaya, Jakarta, Arca

7 Gennadios, A., Hanna, M. A., dan Kurth, L. B. 1997. Application of Edible Coating on Meats, Poultry and Seafoods: a Review. LWT Food Science and Technology, Vol. 30: 337– 350.

8 http://e-journal.uajy.ac.id/12582/3/BL012802.pdf

9 Purwana, D., Rahmi, R., & Aditya, S. 2017. Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM).

10 Darwin, C. (1959). The Origin of Species by Means of Natural Selection. London: John Murray

HARI INI

Dia dan cintanya
Aku dan bayangannya
Aku mencintainya dan aku lelah
Sedikit nakal aku bermain dalam kejenuhanku
Mencoba merambat pelan mencari sesuatu yang baru
Seseorang yang membuatku menenggelamkan bosanku
Jika seperti ini, siapa yang bersalah?

Aku dan kelelahanku, atau dia yang membuatku lelah?
Aku dan kejenuhanku ataukah dia yang membuatku jenuh?
Aku sakit namun tak mampu berpaling darinya
Aku lelah namun tak sanggup untuk pergi darinya
Aku terluka namun aku mencintainya

Mencinta pada dia
Kekasih jiwa yang membuatku lelah

RAPOR PERTAMAKU

Hari ini
Ibu muda itu tidak mampu tertawa atau menangis
Memandangi nilai-nilai di bawah ketuntasan minimal yang diperoleh anaknya
Seperti mendengar petir di siang hari

Anaknya mungkin gagal (bagi sebagian banyak orangtua lainnya)
Anaknya berada pada urutan belakang


Hari ini
Ibu muda itu tidak mampu tertawa atau menangis
Mendengar pertanyaan sang anak
Mengapa ibu sedih?
Ada apa dengan aku?
Ada apa dengan nilai raporku?
Seperti ada bendungan kokoh di mulut sang ibu
Tak mampu menjawab
Hanya tersenyum, menangis, lalu tertawa kecil
Kemudian ibu muda berkata kepada anaknya


Di mata ibu, hari ini dan seterusnya kamu adalah juara
Kamu adalah bintang
Nilai kamu 100, karena selalu rajin sekolah
Nilai kamu 100, karena selalu cium ibu sebelum berangkat ke sekolah
Nilai kamu 100, karena kamu selalu takut berbuat salah
Nilai kamu 100, karena jika kamu bertengkar cepat minta maaf
Nilai kamu 100, karena kamu punya banyak sahabat
Nilai kamu 100, karena setiap pagi hari menyapa nenek tua di sebelah sekolahmu

Hari ini
Ibu muda itu tidak mampu tertawa atau menangis
Lalu keluar dari kelas dengan menggenggam tangan anaknya, lalu berbisik …
“SAYANG, KAMU JUARA BAGI IBU DAN BAGI SEISI BUMI, PERCAYALAH …”

AKU TELAH MENEMUKAN CINTA


Di hamparan luas lembah Mandalawangi aku sendiri,
Di tengah malam yang sunyi, saat hanya terdengar suara kabut dan tetesan embun.
Aku menatap alam yang tertidur, dengan kontemplasi yang mendalam aku menemukan kenyataan dari sesuatu yang begitu luas dan tidak terbatas.
Sesuatu yang tidak bisa dihapuskan oleh air mata waktu,

Inilah sesuatu yang mampu menyatukan kekuatan kesabaran dengan harapan,
Hadirnya begitu mempesona jiwaku yang haus,
Hadirnya seperti mentari yang menghangatkan raga di musim dingin, seperti bunga yang mekar pada musim semi, menghembuskan angin sepoi pada musim panas, dan seperti buah yang masak saat musim gugur”.
Dan saat aku tersadar dari kontemplasiku,
Saat itu aku mengerti bahwa Aku Telah Menemukan Cinta.


PESAN UNTUK JIWA


Mengapa kau menangis wahai jiwa?
Bukankah engkau yang paling mengerti kelemahanku?
Tetesan air matamu begitu menggores tajam dan menyebabkan luka,
Luka di dalam hati, yang tak dapat dihibur dengan kidung dari lagu-lagu romantis.

Wahai jiwaku yang lemah,
Sampai kapan kau akan menangis?
Aku tidak mempunyai apapun untuk mencoba mengerti tangisanmu,
Aku hanya mempunyai kata-kata dari sahabatku untuk memaknai arti dari tangisanmu, keinginanmu, dan pesan-pesanmu.

Ketahuilah wahai jiwaku, “Orang yang bahagia tidak selalu memiliki hal yang terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir di dalam hidupnya”.
Usahlah kau menangis wahai jiwa,