Make a yummy pizza

Pagi yang cerah, hari ini schedule kelas dua field trip ke Paparons Pizza. Kelas dua  Al-Faraby (kelas tempat dimana aku mendidik dan mengajar di sekolah ini) ada satu anak yang tidak masuk dan tidak ada keterangan dari orangtuanya. 
Tepat jam 7 morning meeting dimulai, murid-murid Al-Faraby sudah tidak sabar menanti untuk segera pergi ke paparons pizza karena kegiatan field trip kali ini yaitu membuat pizza.


Oke....hanya anak shaleh yang diajak pergi ke paparons pizza, ucap bunda Ria (partner aku di kelas dua). Sebuah shock therapy yang bertujuan agar murid khusyu dalam berdoa dan mencoba mengingatkan mereka akan peraturan kelas.

Shock therapy  agar mereka lebih tertib dalam belajar, padahal itu tidak selamanya baik dilakukan karena secara tidak langsung kita mengajarkan anak terpaksa dalam mematuhi peraturan kelas (bukan karena kesadaran hatinya).


Good morning students....sapaku kepada anak-anak.
Hari ini kita akan belajar dimana ya?? tanyaku.
Kita akan pergi ke paparons pak Amin!! teriak anak-anak kepadaku.
Baik...kita akan belajar bagaimana cara membuat pizza di paparons, tapi ingat....kita harus membuat aturan dalam kegiatan di paparons. Bagaimana??...teman-teman setuju? tanyaku kepada anak-anak.
Setuju pak Amin!!! teriakan kompak dari murid-murid yang membuat telingaku sedikit sakit.
Baik....silahkan teman-teman yang membuat peratuarannya, ucapku.
  1. Tetap bersama kelompok, ucap Jade (salah satu murid yang aktif di kelas).
  2. Tidak bercanda, sopan, dan selalu menggunakan name tag, ucap Bakhita (murid laki-laki yang mempunyai badan cukup besar).
Tapi masih ada yang kurang, ucap bunda Ria.
Apa itu, tanya anak-anak.
Harus patuh kepada pembimbing di paparons nanti.
Baik...kami setuju...teriak semangat anak-anak.


Kira-kira jam 09.30 kami tiba di paparons pizza, kedatangan kami segera disambut hangat oleh pengelola.
Assalamu'alaikum semuanya......ucap salah seorang pembimbing (wanita yang berwajah elok) kepada anak-anak.
Wa'alaikumsalam.....kaka, jawab anak-anak yang sekali lagi dengan berteriak.
Sudah siap belajar membuat pizza? siap untuk mematuhi peraturan? tanya pembimbing yang sama.
Siap....Ka, jawab anak-anak.


Baik, tapi tidak semua teman-teman bisa langsung membuat pizza. Kaka akan memilih 10-12 orang untuk bisa langsung membuat pizza. Untuk teman-teman yang menunggu bisa mewarnai gambar yah....ucap pembimbing. 
Ya...untuk anak-anak, mereka harus bersabar untuk penantian membuat pizza. Tidak mungkin semua anak bisa langsung masuk ke dalam dapur paparons, karena kapasitas dapur dengan jumlah anak tidak sebanding. Karena selain kelas 2 Al-Faraby ada juga kelas 2 Al-Idrisy yang melakukan kegiatan yang sama. 




Di dalam dapur paparons, murid-murid begitu senang. Mereka sangat menikmati pembelajaran membuat pizza pada hari ini. Sebelum membuat pizza terlebih dahulu anak-anak dikenalkan dengan nama alat yang digunakan untuk proses pembuatan pizza.
Aduh....kenapa sih nama alat-alatnya susah banget, ucap salah seorang murid. 




Akhirnya...semua murid membuat pizza masing-masing, banyak hal yang bisa diambil dalam pembelajaran hari ini, karena pada hakikatnya pembelajaran tidak selalu dilakukan di dalam kelas. Kegiatan belajar melalui field trip ini sangat cocok dengan ungkapan;
kami dengar....kami lupa,
kami lihat....kami ingat,
kami melakukan...kami paham.


 
Belajarlah dimana saja, kapan saja, tidak terbatas ruang.
Menjadi pembelajar sejati....belajar sepanjang hayat!!

0 komentar:

Posting Komentar