PERSAHABATAN ITU MAHAL



Sahabat adalah kebutuhan jiwa,
Dialah ladang hati,
Yang kau tanam dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa syukur (Kahlil Gibran, Sang Nabi).

Sahabat, masih ingatkah engkau saat kita melewati badai di puncak Mahameru,
Ketika aku sakit di hutan Burangrang, dan aku sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan.
Sahabat, engkaulah yang mencambukku hingga aku mampu untuk berjalan.
Masih ingatkah engkau saat kita berdua duduk di pinggiran sungai di kedalaman hutan?
Saat kita bicara tentang masa depan,
Dan engkau berkata : ‘Jangan khawatir kawan, bahwasanya Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Tuhan sedang menyusun skenario terbaik untuk memilihkan teman terbaik untuk bersamamu menghadapi ombak di samudera kehidupan’.
Teman sejati selalu ada saat kita benar-benar memerlukan,
Yang mengerti saat kita berkata ‘aku lupa’
Yang tetap setia menunggu saat kita berkata ‘tinggalkan aku sendiri’
Sahabat, engkau tidak akan dapat mengerti bahwa bahasa jiwaku lebih dalam,
Yang tidak mungkin aku rangkum dalam sebuah tulisan prahara ini,
Dan saat aku menemui titik-titik embun pagi,
Saat aku kembali menemukan fajar hari dan gairah segar kehidupan,
Saat itu aku ingin kembali menemui engkau Sahabat.

Selamat tinggal Al-Faraby


1 tahun telah usai, ketika tidak ada hari-hari yang sama saat bersama mereka. Ketika canda, tawa, tangis menjadi bagian dalam perjalanan ini.
‘Aku mengajar untuk memberi  suara kepada mereka yang tidak didengarkan
Aku mengajar untuk mencetuskan imajinasi
Aku mengajar untuk menggali pertanyaan yang menantang’
Teman-teman kecilku, jika saja kalian mengerti bahwa aku adalah seorang manusia yang peduli saat kalian hadir di kelas ini, Yang peduli saat kalian memaksimalkan potensi yang kalian miliki, Yang peduli saat kalian menunjukkan rasa hormat kepada diri sendiri dan orang lain.
Aku cukup mencintai anak-anak orang lain hingga mau melakukan sesuatu seperti yang akan aku lakukan untuk anakku sendiri (walaupun sebenarnya aku belum berkeluarga). Berjuang untuk mereka, mendidik mereka, melindungi mereka, dan bekerja untuk memberikan yang terbaik untuk mereka. Hal seperti itu membutuhkan keberanian secara fisik, keikhlasan secara psikis, dan juga emosional.
‘Orang dewasa akan mudah melupakan apa yang telah kita lakukan,
Melupakan apa yang telah kita katakan’
Tetapi teman-teman kecilku  tidak akan pernah melupakan apa yang mereka rasakan  dalam 1 tahun ini.
Hal yang terpenting yang diberikan oleh guru bukan hanya apa yang tertulis pada nilai ulangan atau rapor, melainkan apa yang telah tertulis pada hati anak didik mereka, (Judi Joerding).
Selamat tinggal Al-Faraby !
Aku akan sangat merindukan kalian teman-teman kecil ku !!
Namun, hubungan antara murid dan guru tidaklah berakhir saat mereka meninggalkan kita, karena ini adalah bentuk hubungan yang bertahan sangat lama, ( Celine Robertson).