Keajaiban itu ada

Pada suatu ketika, ada tiga orang sedang dalam perjalanan tiba-tiba mereka ditimpa hujan lebat karena itu mereka masuk ke dalam gua sebuah bukit. Tiba-tiba dari puncak bukit jatuh sebuah batu besar sehingga menutup rapat pintu gua itu dan membuat mereka terkurung di dalam gua tersebut (tidak dapat keluar). Maka berkata mereka sesamanya, “marilah kita berdoa dengan mengingat kebaikan yang telah kita lakukan karena mencari keridhaan Allah”. Semoga karena amal kebaikan kita الله akan membukakan pintu gua ini untuk kita.


Kemudian berdoalah orang pertama: ‘Ya الله, aku mempunyai dua orangtua yang keduanya sudah renta, seorang isteri dan beberapa orang anak yang masih kecil-kecil yang kesemuanya menjadi tanggunganku. Bila aku pulang dari mengembala, kuperas susu untuk mereka dan yang pertama kuberikan ialah ibu bapakku yang sudah renta setelah itu baru kuberikan kepada anakku. Pada suatu hari aku terlambat pulang ke rumah dari mencari kayu bakar, ketika sampai di rumah kulihat kedua orang tuaku sudah tertidur. Seperti hari-hari sebelumya kuperas susu lalu kubawa kepada kedua orang tuaku. Aku berdiri didekat kepala meraka tetapi aku tidak tega membangunkan meraka dari tidurnya yang lelap. Walaupun anak-anakku yang masih kecil itu menangis namun aku tidak memberikan susu itu kepada anak-anakku sebelum kedua orang tuaku meminumnya terlebih dahulu. Demikianlah aku dan isteriku senantiasa dalam keadaan demikian sampai terbit fajar (menunggu kedua orang tuaku terbangun). Wahai Rabb, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku berbuat demikian karena mencari ridha-Mu, maka tolonglah bukakanlah pintu gua ini supaya kami dapat melihat cahaya!’. Ternyata الله mendengar doa orang yang pertama dan membukakan pintu gua itu sedikit sehingga mereka bertiga dapat melihat cahaya.


Kemudian berdoalah orang kedua: ‘Ya الله, aku mempunyai seorang paman dan pamanku itu mempunyai seorang anak gadis yang cantik. Aku sangat mencintainya seperti cinta seorang laki-laki kepada wanita. Ketika aku hendak melamarnya untuk menjadi isteriku dia menolak pinanganku sebelum aku menyerahkan kepadanya seratus dinar sebagai mahar. Dengan usahaku akhirnya aku berhasil mengumpulkan seratus dinar sebagai mahar untuknya. Suatu hari aku berkunjung ke rumah pamanku dan kudapatkan anak gadisnya itu seorang diri. Ketika aku hendak menyetubuhinya, dia berkata kepadaku Wahai Abdullah, takutlah engkau kepada الله! janganlah engkau membuka cincin (kegadisan) ini dengan cara yang tidak halal. Mendengar kata-katanya itu aku langsung pergi meninggalkannya. Wahai Rabb, Engkau Maha mengetahui bahwa aku melakukan itu karena aku mencari ridha-Mu karena itu mohon bukakanlah pintu gua ini sehingga kami dapat melihat langit!’.
Dan ternyata doa orang kedua itu kembali didengar dan di’ijabah oleh الله sehingga pintu gua itu terbuka sedikit sehingga mereka bertiga dapat melihat langit.


Dan berdoalah orang ketiga: "Wahai الله, aku pernah mempekerjakan seseorang untuk membuat peti yang digunakan sebagai tempat padi. Ketika pekerjaannya sudah selesai dia meminta upah kepadaku lalu kuberikan kepadanya benih padi karena aku berpikir benih itu dapat bermanfaat untuknya. Namun ia menolak untuk menerimanya dan ia pergi meninggalkanku. Setelah ia pergi benih padi yang awalnya akan kuberikan akhirnya aku tanam. Setelah padi itu panen hasilnya aku belikan sapi dan aku gembalakan. Setelah beberapa tahun jumlah sapi yang aku gembalakan semakin banyak. Suatu hari seseorang yang pernah bekerja membuat peti itu datang kembali menemuiku. Kemudian ia berkata: Takutlah engkau kepada الله!! Janganlah engkau mengambil yang bukan hakmu!. Lalu aku menjawab Pergilah ke padang rumput tempat gembala sapi-sapi itu lalu ambil sapi-sapi itu semuanya. Lalu orang itu berkata kembali Takutlah kepada الله dan jangan memperolokkanku!. Jawabku kembali Aku tidak memperolokkanmu! Ambillah sapi-sapi itu semuanya dan gembalakanlah untukmu!. Lalu diambilnya sapi-sapi itu semuanya kemudian ia berlalu pergi. Wahai الله, tentu Engkau tahu bahwa aku berbuat demikian karena aku mencari ridha-Mu! Karena itu bukakanlah pintu gua ini seluruhnya sehingga kami dapat kembali berbuat kebaikan untuk mencari ridha-Mu.
Dan doa orang ketiga itu juga didengar dan kembali di’ijabah oleh الله sehingga pintu gua itu terbuka dan mereka bertiga dapat keluar.


Doa, hanya itu solusi ketika kita merasakan kesulitan dalam menjalani hidup. Berdoalah kepada-NYA dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat demi mencari keridhaan-NYA. Ingatlah kembali kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan saat kita sujud kepada-NYA, Saat diri kita merasa begitu rendah dihadapan-NYA. Jangan pernah menyebutkan kebaikan yang telah kita lakukan kepada manusia karena itu semua dapat menyebabkan kita terperosok dan mengharapkan pamrih dari manusia tetapi sebutkanlah kebaikan-kebaikan kita hanya kepada الله 'Karena keajaiban itu ada'.


Dikutip dari kitab Shahih Muslim dari hadits riwayat Abdullah bin 'Umar.

Siapakah Pecinta Alam Sebenarnya?


Alam dengan segala tantangannya, segala keindahannya, segala pesonanya, memberikan media bagi jiwa manusia untuk dekat dengan “Sang kebenaran mutlak”, hanya karena alam mempunyai aura tersendiri yang memancarkan kodrat illahi. Pesona yang terdapat di alam itu membuat sebahagian orang untuk mencoba lebih dekat dengan alam. Seperti yang di tulis oleh Kahlil Gibran dalam prahara “Aku mencari kesunyian karena di dalam kesunyian terdapat kehidupan jiwa dan pikiran, hati dan raga. Aku mencari hutan belantara karena disana aku menemukan cahaya matahari, harum kembang, gemercik sungai. Aku mencari pegunungan karena disana aku temukan kebangkitan musim semi, kerinduan musim panas, nyanyian musim gugur dan kekuatan musim dingin. Aku datang ke biara sunyi ini karena aku ingin mengetahui rahasia alam semesta dan mendekati singgasana Tuhan” (Kahlil Gibran, Bagi Sahabatku Yang Tertindas).

Pecinta alam jika diartikan, berasal dari kata cinta dan alam.  Cinta mengandung arti menyukai, menyayangi, dan mengagumi. Alam mengandung arti segala yang ada di sekitar, baik berupa benda mati ataupun benda hidup. Sehingga dari kata cinta menjadi pecinta yang menunjuk kepada subyek yaitu orang. Sampai saat ini belum ditemukan definisi yang jelas tentang pecinta alam. Sebab kata pecinta alam itu mengandung pengertian yang sangat luas. Hal ini selalu menjadi perdebatan yang hangat dalam setiap pertemuan tahunan secara nasional dalam Temu Wicara dan Kenal Medan ( TWKM) Mahasiswa Pecinta Alam Se-Indonesia atau pada  Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia. Sehingga forum tersebut juga tidak bisa merumuskan pengertian dari istilah Pecinta Alam, sehingga definisi pecinta alam akhirnya dikembalikan kepada organisasi/kelompok masing-masing dalam menginterpretasikan istilah tersebut.
Meskipun sampai sekarang belum ada yang bisa merumuskan istilah Pecinta Alam, namun jika dilihat dari kegiatannya dapat dibedakan dalam dua kelompok yakni : 
Kelompok pertama adalah mereka yang hanya menggeluti kegiatan alam bebas dengan misi untuk menyalurkan hobi dan minat berpetualang di alam bebas. Kegiatannya meliputi pendakian gunung, pemanjatan tebing, mengarungi jeram di sungai, mengeksplorasi keindahan bawah laut, menyusuri kedalaman dan kegelapan gua, dll.
Kedua, kelompok yang selain melakukan kegiatan petualangan, juga melakukan kegiatan yang berorientasi pada penyelamatan lingkungan hidup, sehingga pada perkembangannya kegiatan kepencintaalaman menjadi semakin luas. Selain berpetualang mereka juga melakukan konservasi alam, pengamatan sosial-ekonomi-budaya masyarakat, hingga operasi SAR. Kelompok inilah yang paling banyak dilakukan oleh organisasi/kelompok mahasiswa pecinta alam. Banyak sudah korban dalam kegiatan menantang maut  namun penuh cinta kasih ini, demikian juga dharma bakti mereka pada tanah tercinta ini dalam hal konservasi alam (meski tidak tercatat dalam buku sejarah).




Namun apakah istilah pecinta alam itu hanya untuk mereka yang melakukan aktifitas berpetualang?
Apakah pecinta alam itu hanya untuk mereka yang telah mengikuti program pendidikan dan latihan dasar dalam sebuah organisasi?
Seorang ibu yang menyiram bunga di pagi dan sore hari, seorang yang menyapu jalan, seorang yang mendaur-ulang barang plastik, seorang yang menanam mangrove di pinggir pantai, bisakah mereka disebut pecinta alam?

Bersatunya manusia dengan alam ini adalah sebuah simbiosis yang membuat manusia menemukan kebenaran sejati. Gua Hiro di bukit cahaya (Jabal Nur) merupakan saksi sejarah dimana seorang manusia diangkat menjadi manusia sempurna sementara masyarakat pada masa itu berada pada titik balik kodrat kemanusiaannya.



Siapapun anda, cobalah untuk lebih dekat dengan Alam karena pada hakikatnya dapat menjadikan jiwa untuk lebih dekat kepada  Sang Pencipta “Sang Pemilik kebenaran mutlak”.











Make a yummy pizza

Pagi yang cerah, hari ini schedule kelas dua field trip ke Paparons Pizza. Kelas dua  Al-Faraby (kelas tempat dimana aku mendidik dan mengajar di sekolah ini) ada satu anak yang tidak masuk dan tidak ada keterangan dari orangtuanya. 
Tepat jam 7 morning meeting dimulai, murid-murid Al-Faraby sudah tidak sabar menanti untuk segera pergi ke paparons pizza karena kegiatan field trip kali ini yaitu membuat pizza.


Oke....hanya anak shaleh yang diajak pergi ke paparons pizza, ucap bunda Ria (partner aku di kelas dua). Sebuah shock therapy yang bertujuan agar murid khusyu dalam berdoa dan mencoba mengingatkan mereka akan peraturan kelas.

Shock therapy  agar mereka lebih tertib dalam belajar, padahal itu tidak selamanya baik dilakukan karena secara tidak langsung kita mengajarkan anak terpaksa dalam mematuhi peraturan kelas (bukan karena kesadaran hatinya).


Good morning students....sapaku kepada anak-anak.
Hari ini kita akan belajar dimana ya?? tanyaku.
Kita akan pergi ke paparons pak Amin!! teriak anak-anak kepadaku.
Baik...kita akan belajar bagaimana cara membuat pizza di paparons, tapi ingat....kita harus membuat aturan dalam kegiatan di paparons. Bagaimana??...teman-teman setuju? tanyaku kepada anak-anak.
Setuju pak Amin!!! teriakan kompak dari murid-murid yang membuat telingaku sedikit sakit.
Baik....silahkan teman-teman yang membuat peratuarannya, ucapku.
  1. Tetap bersama kelompok, ucap Jade (salah satu murid yang aktif di kelas).
  2. Tidak bercanda, sopan, dan selalu menggunakan name tag, ucap Bakhita (murid laki-laki yang mempunyai badan cukup besar).
Tapi masih ada yang kurang, ucap bunda Ria.
Apa itu, tanya anak-anak.
Harus patuh kepada pembimbing di paparons nanti.
Baik...kami setuju...teriak semangat anak-anak.


Kira-kira jam 09.30 kami tiba di paparons pizza, kedatangan kami segera disambut hangat oleh pengelola.
Assalamu'alaikum semuanya......ucap salah seorang pembimbing (wanita yang berwajah elok) kepada anak-anak.
Wa'alaikumsalam.....kaka, jawab anak-anak yang sekali lagi dengan berteriak.
Sudah siap belajar membuat pizza? siap untuk mematuhi peraturan? tanya pembimbing yang sama.
Siap....Ka, jawab anak-anak.


Baik, tapi tidak semua teman-teman bisa langsung membuat pizza. Kaka akan memilih 10-12 orang untuk bisa langsung membuat pizza. Untuk teman-teman yang menunggu bisa mewarnai gambar yah....ucap pembimbing. 
Ya...untuk anak-anak, mereka harus bersabar untuk penantian membuat pizza. Tidak mungkin semua anak bisa langsung masuk ke dalam dapur paparons, karena kapasitas dapur dengan jumlah anak tidak sebanding. Karena selain kelas 2 Al-Faraby ada juga kelas 2 Al-Idrisy yang melakukan kegiatan yang sama. 




Di dalam dapur paparons, murid-murid begitu senang. Mereka sangat menikmati pembelajaran membuat pizza pada hari ini. Sebelum membuat pizza terlebih dahulu anak-anak dikenalkan dengan nama alat yang digunakan untuk proses pembuatan pizza.
Aduh....kenapa sih nama alat-alatnya susah banget, ucap salah seorang murid. 




Akhirnya...semua murid membuat pizza masing-masing, banyak hal yang bisa diambil dalam pembelajaran hari ini, karena pada hakikatnya pembelajaran tidak selalu dilakukan di dalam kelas. Kegiatan belajar melalui field trip ini sangat cocok dengan ungkapan;
kami dengar....kami lupa,
kami lihat....kami ingat,
kami melakukan...kami paham.


 
Belajarlah dimana saja, kapan saja, tidak terbatas ruang.
Menjadi pembelajar sejati....belajar sepanjang hayat!!

Saat-Saat Indah


Terkadang ada saat-saat dalam hidup, ketika engkau merindukan seseorang begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat!

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka; tetapi, sering kali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu yang lain, yang telah terbuka bagi kita.

Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu. Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.
Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum, sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang. Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum!

Angankan apa yang engkau ingin angankan; pergilah kemana engkau ingin pergi; jadilah seperti yang engkau kehendaki, sebab hidup di dunia hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan. Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum, cukup cobaan dari Rabb untuk membuatmu kuat, cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi, dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.

Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu; mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka. Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.

Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum. Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.

Kirimkan pesan ini kepada mereka yang berarti bagimu (aku baru saja melakukannya); kepada mereka yang menyentuh hidupmu dengan suatu atau lain cara; kepada mereka yang membuatmu tersenyum ketika engkau sungguh membutuhkannya; kepada mereka yang membuatmu melihat sisi baik dari segala hal ketika engkau jatuh; kepada mereka yang persahabatannya engkau hargai; kepada mereka yang begitu berarti dalam hidupmu.

Jika engkau tidak mengirimkannya, janganlah khawatir, tak ada hal buruk yang akan menimpamu; hanya saja engkau kehilangan satu kesempatan untuk menyemarakkan hari seseorang dengan pesan ini!
Janganlah menghitung tahun-tahun yang lewat, hitunglah saat-saat yang indah.
Dan hidup tidak diukur dengan banyaknya napas yang kita hirup; Melainkan dengan saat-saat dimana kita dapat menarik napas bahagia.

Doa seorang hamba

Ya الله
Seandainya telah Engkau catatkan.....
dia akan menjadi teman menapaki hidup,
Satukanlah hatinya dengan hatiku,
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami, Agar kemesraan itu abadi
Dan ya الله... Rabb yang Maha Mengasihi,
Seiringkanlah kami dalam melayari hidup ini.... ke tepian yang sejahtera nan abadi.


Tetapi ya الله...
Seandainya telah Engkau takdirkan.... dia bukan milikku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku,
Luputkanlah ia dari ingatanku,
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku,
Dan peliharalah aku dari kekecewaan.


Serta ya الله Rabb yang Maha Mengerti....
Berikanlah aku kekuatan, untuk melemparkan bayangannya jauh ke dada langit, hilang bersama senja nan merah, Agar aku bisa bahagia walaupun tanpa bersama dengannya.


Dan ya الله yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang,
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah,
Walaupun tidak sama dengan dirinya.



Ya الله....
Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu,
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan adalah yang terbaik untuk-ku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik untuk hamba-Mu ini.

Ya الله....
Cukuplah Engkau yang menjadi pemeliharaku
Di dunia.... dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhaif ini.

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka karuniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan karuniakanlah padaku keturunan yang shaleh.